Rabu 11 Dec 2019 11:41 WIB

Pembangunan YIA Dijadwalkan Rampung Awal 2020

Saat ini pembangunan YIA secara keseluruhan sudah mencapai 90 persen

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Christiyaningsih
Pesawat komersial Citilink dengan rute penerbangan HLP- YIA mendarat di Bandara YIA saat penerbangan perdana di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Kulonprogo, DI Yogyakarta, Senin (6/5). Saat ini pembangunan YIA secara keseluruhan sudah mencapai 90 persen. Ilustrasi.
Foto: Antara/Andreas Fitri Atmoko
Pesawat komersial Citilink dengan rute penerbangan HLP- YIA mendarat di Bandara YIA saat penerbangan perdana di Bandara Yogyakarta International Airport (YIA), Kulonprogo, DI Yogyakarta, Senin (6/5). Saat ini pembangunan YIA secara keseluruhan sudah mencapai 90 persen. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Pembangunan Yogyakarta International Airport (YIA) hampir rampung. Saat ini, pembangunannya secara keseluruhan sudah mencapai 90 persen dan ditargetkan mencapai 100 persen di awal 2020.

Direktur Utama Angkasa Pura I, Faik Fahmi, mengatakan saat ini fokus pengerjaan meliputi penyelesaian interior terminal penumpang dan jalan layang menuju area keberangkatan lantai tiga. PT Angkasa Pura I (Persero) pun menargetkan YIA dapat beroperasi secara penuh pada Maret 2020.

Baca Juga

Dengan demikian seluruh penerbangan dapat dipindahkan dari Bandara Internasional Adisutjipto ke YIA. "Pemindahan seluruh rute domestik dan internasional dari Bandara Adisutjipto ke YIA ditargetkan dilaksanakan pada akhir Maret 2020," kata Faik dalam keterangan resminya, Rabu (11/12).

Saat ini, YIA telah melayani 13 rute untuk penerbangan domestik. Rute tersebut yakni Denpasar, Cengkareng, Halim Perdanakusuma, Banjarmasin, Palembang, dan Palangkaraya. Ada pula rute Samarinda, Makassar, Medan, Tarakan, Balikpapan, Batam, dan Pontianak.

Rute-rute tersebut dilayani oleh maskapai penerbangan Lion Air, Garuda Indonesia, Citilink, dan Batik Air. Terkait pemindahan penerbangan dari Adisutjipto ke YIA, nantinya akan melibatkan banyak pihak.

"Sehingga, serentak atau tidaknya proses pemindahan penerbangan juga bergantung pada kesiapan masing-masing maskapai penerbangan," tambahnya.

Ia menjelaskan setelah pembangunan tahap satu selesai di awal 2020 nanti, YIA akan memiliki terminal penumpang tiga lantai seluas 219 ribu meter persegi. YIA berkapasitas 20 juta penumpang per tahun.

YIA memiliki landasan pacu atau runway sepanjang 3.250 x 45 meter dengan shoulder atau bahu runway dengan lebar 15 meter di tiap sisi. Spesifikasi runway ini mampu didarati pesawat berbadan besar seperti Boeing 777-300 dan Airbus A380.

"Adapun fasilitas Penyelamatan Kecelakaan Pesawat dan Pemadam Kebakaran (PKP-PK) di YIA masuk ke dalam kategori delapan," ujarnya.

General Manager Bandara Internasional Adisutjipto, Agus Pandu Purnama, sebelumnya mengatakan seluruh penerbangan domestik akan dipindah dari Adisutjipto ke YIA pada awal 2020. Pembangunan YIA awalnya dijadwalkan selesai pada akhir Desember 2019.

"Pemindahannya untuk domestik ini akan dimulai di pertengahan Januari (2020)," kata Pandu di Kantor Cabang Bandara Internasional Adisutjipto Yogyakarta beberapa waktu lalu.

Pemindahan penerbangan ini mundur dari awalnya yang direncanakan pada Januari 2020. Sebab, pemindahan seluruh penerbangan baik domestik maupun internasional akhirnya dijadwalkan pada Maret 2020.

Saat itu, Pandu mengatakan pemindahan dilakukan guna menghadapi libur Natal dan Tahun Baru 2020 mendatang. Sebab diperkirakan lonjakan penumpang akan terjadi pada saat itu. Ia pun menyebut jumlah penerbangan yang ada di Adisutjipto yakni 168 penerbangan sedangkan di YIA ada 30 penerbangan.

"Sehingga, Januari nanti yang dari Adisutjipto ditambah lagi dengan existing YIA yang rute baru. 30 itu rute baru semua, bukan pemindahan (dari Adisutjipto)," tambah Pandu.

Selain itu, menurutnya YIA sudah siap untuk penerbangan internasional pada April 2020. Untuk pemindahan penerbangan internasional ini sedikit lebih maju karena kesepakatan akhir dijadwalkan pada Maret 2020.

Nantinya yang tersisa di Adisutjipto hanya penerbangan jarak dekat menggunakan pesawat propeller (baling-baling). "Jadi Januari itu domestik, April itu untuk internasional kita pindahkan keseluruhannya. Sehingga bulan April bandara Adisutjipto ini tersisa hanya propeller saja," kata Pandu beberapa waktu lalu.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement