Senin 09 Dec 2019 16:50 WIB

Bayi Penderita Kerusakan Wajah Ditangani Belasan Ahli

Penanganan bayi akan dilakukan tim ahli secara bertahap.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Nora Azizah
Sebanyak 11 dokter spesialis dari berbagai divisi di Rumah Sakit Umun Daerah (RSUD) dr. Soetomo Surabaya akan disiapkan untuk menangani Muhammad Pandhu Firmansyah, bayi penderita cleft tessier hydrocephalus myelemeningocele atau kerusakan pada bagian wajah (Ilustrasi)
Foto: Pixabay
Sebanyak 11 dokter spesialis dari berbagai divisi di Rumah Sakit Umun Daerah (RSUD) dr. Soetomo Surabaya akan disiapkan untuk menangani Muhammad Pandhu Firmansyah, bayi penderita cleft tessier hydrocephalus myelemeningocele atau kerusakan pada bagian wajah (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Sebanyak 11 dokter spesialis dari berbagai divisi di Rumah Sakit Umun Daerah (RSUD) dr. Soetomo Surabaya akan disiapkan untuk menangani Muhammad Pandhu Firmansyah, bayi penderita cleft tessier hydrocephalus myelemeningocele atau kerusakan pada bagian wajah. Direktur Utama RSUD dr Soetomo Surabaya Dr Joni Wahyuhadi menegaskan, penanganan bayi Pandhu akan dilakukan maksimal secara bertahap.

"Mulai dari penanganan gizi oleh spesialis anak, kemudian perencanaan bedah syaraf, hingga bedah plastik. Kami akan berupaya maksimal menangani Pandhu. Penanganannya dilakukan bertahap. Kami melibatkan para dokter ahli bedah plastik, bedah syaraf, dan dua dokter khusus memonitor tumbuh kembang anak," kata Joni di Surabaya, Senin (9/12).

Baca Juga

Joni menjelaskan, tahapan pertama dalam penanganan bayi Pandhu adalah pemasangan selang yang dilakukan oleh dokter bedah syaraf. Pemasangan selang dimaksudkan untuk mengurangi tekanan kadar air di otaknya.

"Kalau nanti sudah stabil, barulah dilakukan rekontruksi (bedah plastik) di bagian sumbing wajah yang harus dipersempit. Ini dikerjakan satu bulan sampai dua bulan ke depan," ujar Joni.

Joni mengungkapkan, penanganan Pandhu yang saat ini baru berusia lima bulan tersebut, akan dilakukan sampai bersangkutan usia 17 tahun. Sejumlah rekontruksi wajah juga akan terus dilakukan.

"Sampai 17 tahun terus dipantau dan direkonstruksi," kata dia.

Ibunda dari bayi Pandhu, Dina Oktavia (21) berterima kasih atas penanganan yang diberikan terhadap puteranya. Dia juga meminta doa untuk kelancaran operasi sang anak.

"Saya berterima kasih kepada dokter yang akan menangani anak saya. Saya mohon doanya untuk anak saya supaya diberikan kelancaran operasi yang akan dijalani," ujarnya.

Muhammad Pandhu Firmansyah, selain menderita hidrosefalus juga mengalami kelainan wajah, sehingga tidak bisa mendapat asupan gizi secara normal. Pandhu mengalami facial cleft tessier hydrocephalus myelomeningocele.

Kepalanya membesar tak beraturan, sedangkan bibir, hidung, dan matanya tidak terbentuk sempurna. Bibir tak sempurna itulah yang membuat Pandhu sulit minum ASI dari puting ibunya atau meminum susu formula dengan dot.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement