REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jembatan sepanjang 38 kilometer yang merupakan jalan tol layang (elevated) terpanjang di Indonesia siap dioperasikan.
Jalan tol layang ini berada di atas tol Cikampek ruas Cikunir hingga Karawang (Jawa Barat). PT Waskita Karya menggandeng Acset menjadi kontraktor pembangunan jalan tol layang ini.
Dirut PT Jasa Marga Jalan Layang Cikampek (JJC) Djoko Drijono dan Direktur Operasi JJC Biswanto bersama Corporate Communication and Community Development PT Jasa Marga Group Head PT Jasa Marga (Persero) Tbk
Dwimawan Heru Santoso mengajak media menjajal jalan layang itu pada Rabu sore.
Djoko mengemukakan, jalan tol layang ini siap diresmikan untuk selanjutnya dioperasikan, baik fungsional maupun komersial. Dia memperkirakan peresmian dilakukan pada 15-17 Desember 2019. "Kami masih menunggu tanggal pasti dari pemerintah," katanya.
Apabila diresmikan dan dioperasikan pada tanggal tersebut, maka jalan tol layang ini akan efektif untuk mengantisipasi kenaikan arus lalulintas di Jakarta dan sekitarnya yang melalui Cikampek menjelang akhir tahun 2019 dan awal tahun 2020.
Kerja Sama Operasi (KSO) Waskita-Acset mengerjakan proyek ini selama sekitar dua tahun. Untuk kelayakan jalan layang ini, menurut dia, telah dilakukan uji laik fungsi dari berbagai unsur pemerintah. Uji laik fungsi itu wajib sebagai syarat untuk mendapatlan Sertifikat Layak Operasi (SLO) sebelum diresmikan dan dioperasikan Sedangkan Biswanto mengemukakan, jalan tol layang ini merupakan jembatan terpanjang di dunia, 38 kilometer (km).
Mengenai kuat jalan layang ini, dia menjelaskan, uji fungsinya dengan beban seberat 930 ton. Beban seberat itu sepadan dengan 38 truk berjejer dengan kekuatan penuh.
Untuk membangun jalan layang ini diperlukan setudaknya 6.000 pondasi.
Kedalaman setiap pondasi mencapai 40 meter "Jadi jangan khawatir dengan kekuatannya," kata Biswanto.
Rangkaian uji fungsi itu sudah selesai. "Sudah selesai.Tapi belum tahu hasilnya
karena harus diplenokan dulu," kata dia