Rabu 04 Dec 2019 12:55 WIB

Topan Kammuri Sebabkan Gelombang Tinggi di Papua

Gelombang tinggi akibat topan kamuri sudah terjadi dalam beberapa hari terakhir.

Topan Kammuri berimbas pada gelombang tinggi di Papua (Ilustrasi)
Foto: EPA-EFE/JONNEL MARIBOJOC
Topan Kammuri berimbas pada gelombang tinggi di Papua (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, MANOKWARI -- Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Klas III Rendani-Manokwari, Denny Putiray, menyampaikan bahwa Topan Kamuri menyebabkan gelombang dengan tinggi sampai hampir tiga meter di wilayah Papua dan Papua Barat. Gelombang tinggi ini terjadi dalam beberapa hari terakhir.

"Beberapa hari terakhir badai tersebut berputar di Perairan sebelah utara Papua dan Papua Barat, karena itu kami mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi," kata Denny di Manokwari, Rabu (4/12).

Baca Juga

Denny mengatakan, pihaknya terus melakukan pemantauan. Sampai hari ini, lanjut Denny, badai Kamuri diperkirakan sudah tidak ada. Namun demikian pihaknya tetap mengimbau masyarakat untuk selalu waspada.

"Biasanya setelah badai datang akan muncul badai-badai yang lain apalagi sekarang kita masih dalam masa pancaroba," katanya.

Selain membawa angin yang menyebabkan gelombang tinggi, Topan Kaimuri mendatangkan hujan meski hanya berlangsung cepat. Badai itu bergerak cukup lama diSamudera Pasifik dan saat ini diperkirakan sudah sampai di wilayah Filiphina.

"Badai ini biasanya terus bergerak dalam waktu seminggu lalu hilang dengan sendirinya. Terakhir kami pantau sudah bergerak ke arah Filiphina dan lama-lama akan hilang sendiri," katanya.

Sejak Sabtu pekan lalu hingga Selasa (3/12), BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi gelombang setinggi tiga meter di wilayah perairan Papua dan Papua Barat, termasuk perairan Raja Ampat, Jayapura, Manokwari, dan Biak. BMKG juga memperingatkan kemungkinan munculnya awan gelap cumulonimbus di wilayah Perairan Manokwari, Biak, Sarmi Jayapura, Raja Ampat- Sorong, Teluk Cenderawasih, dan Fakfak-Kaimana.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement