REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pesta musik International Jatiluhur Jazz Festival (IJJF) 2019 disambut penuh antusias.
Dadan Hidayat, Sekretaris Perusahaan Jasa Tirta II yang menggagas pesta musik tersebut, mengatakan festival jazz yang berlangsung di tepi waduk itu didatangi ribuan penonton.
"Hari pertama ada sekitar 2.500 penonton, sementara hari kedua kurang lebih 3.000 orang," ujar Dadan, Selasa (3/12).
Para penonton berbondong-bondong datang untuk menyaksikan musisi lokal dan mancanegara seperti Mus Mujiono, Krakatau, Ermy Kullit, Indro Hardjodikoro, Marcell, Via Vallen hingga Zaskia Gotik.
Saat pedangdut Via Vallen menjadi penampil pamungkas pada Minggu (1/12) malam, banyak Vyanisty --sebutan penggemar Via-- yang datang dari kota-kota selain Purwakarta. Mereka meneriakkan asal daerah masing-masing ketika Via berinteraksi dari atas panggung untuk menyapa penonton.
Sambutan penonton tak kalah meriah saat penampil lainnya manggung, seperti grup musik Krakatau, solois Marcell, pedangdut Zaskia Gotik juga musisi kawakan Mus Mujiono dan Ermy Kullit.
Rintik hujan sempat mewarnai hari pertama penyelenggaraan, namun semangat penonton tak surut karenanya. Mereka tetap berdiri di depan panggung sambil melindungi diri dengan payung untuk menikmati aksi Dwiki Dharmawan World Peace Project bersama pemain perkusi Steve Thornton dan Kamal Musallam.
Festival jazz pertama di tepi bendungan berlatar pegunungan indah juga diramaikan dengan pameran usaha mikro kecil menengah (UMKM) mitra binaan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).
"Untuk pertama kalinya International Jatiluhur Jazz Festival dihelat di Purwakarta, hanya ada dua model yang seperti ini, jazz by the lake di pinggir danau di Montreux, Swiss dan ini adalah jazz pertama diselenggarakan di sebelah waduk terbesar Asia Tenggara," kata Direktur Utama Jasa Tirta II U Saefudin Noer saat penutupan.
"Sampai jumpa pada next International Jatiluhur Jazz Festival 2020," tutup dia.
Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika pada kesempatan yang sama memuji festival jazz tersebut sebagai kampanye lingkungan yang menarik dan berbeda dari biasanya.
Festival ini mengangkat tema "Green, Water & Life", bagian dari kampanye menjaga lingkungan dan air bagi kehidupan.
"Ini adalah sejarah untuk Purwakarta Istimewa," ujar Anne yang berpesan pada para penonton untuk terus menanam pohon agar ketersediaan air senantiasa terjaga.
Jatiluhur dipilih sebagai lokasi penyelenggaraan festival jazz berkat keberhasilan Jasa Tirta II membersihkan badan air Sungai Citarum mengubah waduk 52 tahun yang awalnya penuh gulma jadi perairan penuh manfaat bagi ketahanan air nasional.