Selasa 03 Dec 2019 23:57 WIB

Mendikbud Nadiem: Hasil PISA untuk Perbaikan Kedepan

Hasil PISA kemampuan membaca Indonesia nomor 74 dari 79 negara

Rep: Haura Hafizhah/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Mendikbud, Nadiem Makarim
Foto: Republika TV/Havid Al Vizki
Mendikbud, Nadiem Makarim

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Hasil dari (Programme for International Students Assessment) PISA 2018 menunjukan untuk kategori kemampuan membaca, Indonesia berada pada peringkat 74 dari 79 negara. Artinya kategori kemampuan membaca Indonesia berada pada peringkat lima dari bawah alias peringkat 74.

Sementara skor rata-rata Indonesia adalah 371, berada di bawah Panama yang memiliki skor rata-rata 377. Sedangkan untuk kategori matematika skor rata-rata 379. Lalu, kategori sains skor rata-rata adalah 396.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Anwar Makarim mengatakan laporan dari hasil PISA sangat penting karena memberikan perspektif pada suatu instansi untuk mengukur kemampuannya. Sehingga kedepannya bisa meningkatkan bidang pendidikan yang lebih baik.

“Dengan ini kami sadari untuk memperbaiki kedepannya. Sekarang waktunya guru sebagai penggerak untuk muridnya. Tidak hanya mata pelajaran tetapi juga hal lain agar murid sekarang bisa mempelajari semuanya,” katanya saat sambutan di Kemendikbud, Jakarta Pusat, Selasa (3/12).

Kemudian,kata dia, harus ada cara belajar baru dengan berbagai macam perspektif. Ia mengaku Kemendikbud akan melakukan inovasi dan terobosan yang diperlukan untuk mempercepat proses dan melakukan lompatan di bidang pendidikan. Salah satu yang sedang dikaji adalah pembenahan sistem asesmen.

Menurutnya, asesmen perlu dibuat agar fokus pada kompetensi mendasar yang berguna secara luas. Hasil asesmen juga akan dilaporkan dalam bentuk yang bermanfaat bagi perbaikan praktik pengajaran di kelas maupun perumusan kebijakan pendidikan.

“Ya kami harus berani berubah dan berbenah. Sesuai dengan arahan Presiden untuk menciptakan SDM unggul. Kami akan terus menelaah upaya untuk melakukan terobosan-terobosan," kata dia.

Ia melanjutkan peningkatan kualitas pembelajaran menjadi hal yang utama. Ia akan terus melibatkan guru dan orang tua dalam hal pendidikan. Lalu, Pemerintah juga harus memberikan ruang bergerak yang cukup untuk pihak-pihak yang terlibat dalam pendidikan.

Ia menambahkan ke depannya akan meningkatkan akses terhadap pendidikan agar membuahkan hasil yang memuaskan. Hal ini terlihat dari peningkatan persentase penduduk yang bersekolah. Pada tahun 2000, hanya 39 persen penduduk usia 15 tahun yang bersekolah pada jenjang SMP atau SMA, sementara pada tahun 2018, angka tersebut meningkat menjadi 85 persen.

“Beberapa hal menarik yang saya tangkap, dari sisi asesmen. Bagaimana indonesia yang awalnya sudah memasukkan anak-anak yang tidak sekolah ke dalam sekolah. Memang masih banyak anak-anak yang putus sekolah, tapi untuk negara yang seluas kami itu luar biasa. Jadi, itu patut kami banggakan,” ujar dia.

Nadiem berharap guru, orang tua dan lingkungan bisa bekerja sama karena dari situlah anak bisa berkembang dan menumbuhkan rasa percaya diri. Guru harus melek teknologi 4.0 untuk meningkatkan kemampuan mereka. Murid pun harus rajin membaca dan orang tua harus sering mengawasi dan menasehati anaknya.

Haura Hafizhah

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement