Senin 02 Dec 2019 17:47 WIB

Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru UMS Dimajukan Sebulan

Tahun ini UMS menargetkan menerima sebanyak 8.500 mahasiswa baru.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Gita Amanda
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Memajukan jadwal penerimaan mahasiswa barunya.
Foto: ums.ac.id
Universitas Muhammadiyah Surakarta. Memajukan jadwal penerimaan mahasiswa barunya.

REPUBLIKA.CO.ID, SUKOHARJO -- Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) mulai membuka seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (PMB) Tahun Akademik 2020/2021 pada 2 Desember 2019. Biasanya, UMS baru membuka pendaftaran mahasiswa baru pada 2 Januari. Artinya, proses PMB di UMS dimajukan satu bulan. Sejak belasan tahun lalu, UMS menerapkan sistem pelayanan satu hari atau One Day Service (ODS) berbasis komputer dalam PMB.

Rektor UMS, Sofyan Anif, mengatakan, PMB UMS dilakukan tidak lagi pada tahun berjalan tetapi tahun sebelumnya. PMB tahun akademik 2020/2021 dibuka mulai 2 Desember 2019 karena mempertimbangkan respons masyarakat yang disampaikan oleh panitia. Panitia PMB melihat berbagai evaluasi yang dilakukan kemudian melihat berbagai peluang untuk pelaksanaan PMB agar lebih baik.

Baca Juga

"Yang disampaikan masyarakat, Desember ini waktu setelah anak-anak SMA/SMK selesai UAS kan kosong bisa dipakai untuk pendaftaran tidak perlu menunggu Januari. Ketika Januari mereka sudah masuk sekolah lagi. Juga memberi kesempatan kepada lulusan setahun atau dua tahun lalu supaya lebih awal mendaftar," terang Sofyan Anif saat jumpa pers di Gedung Induk Siti Walidah UMS, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, Senin (2/12).

Menurutnya, tahun ini UMS menargetkan menerima sebanyak 8.500 mahasiswa baru melalui sistem ODS. Masyarakat melihat kualitas perguruan tinggi dari berbagai sudut pandang. Ada yang melihat dari lulusan yang cepat bekerja atau masa tunggu pendek. Selain itu, masyarakat juga melihat perguruan tinggi berkualitas atau tidak dari sistem penerimaan. ODS merupakan sistem berbasis teknologi informasi (IT).

"Sekarang kalau perguruan tinggi tidak berbasis IT akan ditinggal masyarakat. Dan paling penting adalah transparansi. Yang dimau masyarakat proses ODS secara IT bisa berjalan secara transparan dan adil karena tidak ada intervensi. Karena apapun yang dijawab peserta itu yang menentukan lulus atau tidak," ungkap Rektor.

Rektor juga menilai sistem ODS yang dipakai UMS efektif sekali. Hal itu bisa diukur dari animo masyarakat yang mendaftar. Meskipun setiap pendaftar punya hak ketika diterima di perguruan tinggi lain bisa mundur. Biasanya jumlah mahasiswa yang mundur rata-rata per tahun 10-12 persen, paling banyak dari Program Studi (Prodi) Kedokteran.

Melalui ODS, peserta melakukan pendaftaran, mengikuti tes dan mendapat pengumuman dalam satu hari. Peserta yang datang ke UMS sudah mendaftar dari daerah masing-masing secara daring. Kemudian ketika sampai di UMS tinggal melakukan verifikasi berkas, dan masuk ke ruangan untuk mengikuti tes.

Di dalam komputer sudah terdapat bank soal yang bisa dipilih sesuai kehendak peserta. Tes menggunakan komputer atau computer based test (CBT) terdiri atas 50 soal dalam waktu 60 menit. Kecuali beberapa program studi yang mensyaratkan adanya tes kesehatan. Setelah selesai akan keluar hasilnya diterima di UMS atau tidak.

"Bagi peserta yang tidak lulus nanti diberi kesempatan tiga kali tes dengan satu kali biaya. Dan boleh mendaftar sampai tiga kali, jadi kalau ditotal ada sembilan kali kesempatan mengikuti tes," imbuh Guru Besar Bidang Manajemen Pendidikan UMS tersebut.

Menurutnya, One Day Service yang dijalankan UMS ini terus mengalami penyempurnaan karena setiap tahun selalu dievaluasi. Hal itu dinilai membuat kepercayaan masyarakat terhadap UMS terus meningkat. Evaluasi antara lain mencakup sistem sampai soal-soal.

Kelulusan calon mahasiswa baru akan ditentukan nilai passing grade yang sudah ditentukan oleh panitia PMB di masing-masing prodi. Nilai passing grade akan naik sampai batas akhir pendaftaran. Nilai passing grade saat awal pendaftaran tergolong masih relatif rendah dan akan naik sampai akhir pendaftaran. "Kalau sudah diterima di UMS tapi tidak lulus Ujian Nasional otomatis gugur. Tapi selama ini belum ada kasus seperti itu," ujarnya.

Pada PMB tahun akademik 2020/2021 ini, UMS membuka sebanyak 12 fakultas. Di antaranya Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, Fakultas Farmasi, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Gigi, Fakultas Komunikasi dan Informatika, Fakultas Ilmu Kesehatan, Fakultas Agama Islam, Fakultas Geografi dan Fakultas Psikologi. Selain itu, UMS juga membuka program internasional, program kelas internasional dan double degree serta Program Profesi Guru (PPG).

Sementara itu, Ketua Panitia PMB UMS, Triyono, menyatakan, untuk PMB tahun akademik ini, UMS membuka pendaftaran untuk 12 fakultas termasuk pascasarjana, yang terdiri dari 59 program studi (prodi) termasuk pascasarjana. Pada PMB tahun akademik 2019/2020 peserta yang mendaftar di UMS untuk pilihan satu sebanyak 14.996 peserta dan untuk peminat dua sebanyak 14.992 peserta. Kemudian jumlah yang diterima sekitar 8.500 mahasiswa.

"Keketatan masuk UMS paling tinggi dari Program Studi Kedokteran itu satu banding 24 sampai 26. Kemudian disusul Prodi Psikologi, Hukum, Manajemen, Teknik Informatika, dan Komunikasi," terang Triyono.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement