Jumat 29 Nov 2019 18:39 WIB

Museum Gedung Sate Siapkan Pembayaran Tiket Nontunai

Museum Gedung Sate siapkan pembayaran menggunakan gopay

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kedua kiri) bersama Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik (kiri) mengunjungi museum Gedung Sate seusai pertemuan tertutup di Bandung, Jawa Barat, Kamis (27/9).
Foto: Antara/Raisan Al Farisi
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kedua kiri) bersama Duta Besar Inggris untuk Indonesia Moazzam Malik (kiri) mengunjungi museum Gedung Sate seusai pertemuan tertutup di Bandung, Jawa Barat, Kamis (27/9).

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG  - Museum Gedung Sate yang berada di wilayah tenggara kantor Pemerintah Provinsi Jawa Barat itu menyiapkan pembayaran tiket nontunai kepada wisatawan dengan menggunakan GoPay.

Staf Humas dan Pemasaran Museum Gedung Sate, Muhamad Iqbal Setiawan mengatakan bagi pengunjung yang melakukan pembayaran dengan GoPay, pihaknya menyediakan promo dengan cashback sebesar Rp3000.

"Kita menggunakan GoPay karena pembayaran non tunai itu lebih mudah, kita juga menyediakan promo cashback kepada pengunjung," kata Iqbal, Jumat (29/11).

Museum Gedung Sate menurutnya menggunakan fasilitas pembayaran non tunai melalui GoPay itu sejak Oktober 2019. Menurutnya masyarakat juga banyak yang baru mengetahui karena tidak ada publikasi umum.

Setiap harinya, kata dia, Museum Gedung Sate menerima hingga 500 pengunjung. Dari seluruh pengunjung itu, 20 persen diantaranya menggunakan pembayaran dengan GoPay.

"Di wilayah sini selain Museum, di tempat kopi dan kantin wilayah Gedung Sate juga pakai GoPay," katanya.

Sementara itu VP Corporate Affairs Gojek, Michael Reza Say menyebut hal ini sejalan dengan program Pemerintah Provinsi Jawa Barat yang ingin meningkatkan model smart city. Dengan ekosistem teknologi Gojek, para masyarakat dan wisatawan lebih mudah dalam melakukan transaksi apapun.

"Ada beberapa tempay wisata juga yang pembayaran tiket masuknya bisa menggunakan GoPay, seperti Floating Market Lembang, Kampung Daun, Tahu Susu Lembang," kata Michael.

Dia berharap dengan adanya ekosistem Gojek, semua kebutuhan dan fasilitan yang digunakan oleh masyarakat bisa terintegrasi dengan aplikasi pintar asal Indonesia itu. Selain itu, hal tersebut juga bisa mendorong laju pariwisata dengan ekosistem Gojek di wilayah Bandung.

"Kami ingin semuanya terintegrasi, sudah ada hampir 53 ribu rekanan usaha kita, 75 persen diantaranya dilengkapi dengan GoPay," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement