Jumat 29 Nov 2019 16:59 WIB

Knalpot Jadi Unggulan Industri Kecil di Purbalingga

Pemerintah kucurkan dana untuk pembangunan Lingkungan Industri Kecil knalpot

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Esthi Maharani
Knalpot motor. Ilustrasi
Knalpot motor. Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Industri kecil knalpot menjadi salah satu unggulan Kabupaten Purbalingga selain industri kecil gula kelapa dan sapu. Untuk itu, pemerintah telah mengucurkan dana cukup besar untuk menfasilitasi pengembangan IKM knalpot di Purbalingga.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Dinperindag) Kabupaten PUrbalingga, Sidik Purwanto, menyebutkan melalui kegiatan Dana Alokasi Khusus (DAK) Kementerian Perindustrian, pemerintah telah mengucurkan dana untuk pembangunan Lingkungan Industri Kecil (LIK) Knalpot sejak tahun 2017.

''Sejak tahun 2017, anggaran yang dialokasikan mencapai Rp 40 miliar. DAK sebesar itu disalurkan melalui alokasi anggaran Pengembangan Industri Logam (Pilog),'' jelasnya.

Dengan anggaran tersebut, jelas Sidik, saat ini telah terbangun kantor untuk Unit Pelaksana Teknis (UPT), beserta aula, ruang rapat dan ruang show room. Sedangkan bagi IKM, saat ini juga telah dibangun 18 unit ruang workshop atau ruang kerja yang disewakan pada kalangan IKM.

Dia juga menyebutkan, melalui anggaran 2019 ini juga sedang dibangun 21 workshop IKM beserta sarana penunjang berupa mushola dan foodcourt serta pengadaan mesin dan peralatan produksi.

''Pembangunan diharapkan selesai akhir Desember 2019. Dengan kelengkapan fasilitas di LIK ini, kami tidak hanya mefungsikan kawasan ini sebagai pusat produksi logam. Tapi juga sebagai obyek wisata edukatif dan tempat berkumpulnya komunitas otomatif,'' jelasnya.

Sidik juga menyebutkan, jumlah IKM knalpot yang terdata pihaknya saat ini, ada sebanyak 146 unit. Dengan jumlah IKM sebanyak itu, jumlah tenaga kerja yang terserap juga cukup besar mencapai sekitar 1.000 orang.

''IKM knalpot Purbalingga, mulai berkembang tahun 1970-an. Saat itu, industri logam hanya untuk membuat peralatan rumah tangga dari logam. Namun sekitar tahun 1990-an, IKM logam ini berkembang menjadi IKM Knalpot,'' jelasnya.

Dia menyebutkan, knalpot Purbalingga saat ini sudah mulai menggunakan berbagai alat bantu mesin, seperti mesin pound, banding, cutting dan berbagai peralatan lain. Dengan mengunakan peralatan tersebut, kualitas knalpot yang diproduksi juga semakin baik. 

''Beberapa waktu lalu, dari pihak ATPM (Agen Tunggal Pemegang Merek) Toyota dan Honda melalui Yayasan Dana Bakti Astra juga berkunjung ke Purbalingga dan menjajaki kerjasama dengan industri kecil knalpot,'' jelasnya.

Dalam pembicaraan dengan pihak ATPM, dia berharap ke depan bisa dilakukan kerjasama bisnis dimana produk knalpot IKM Purbalingga bisa menjadi pemasok resmi produk otomotif mereka.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement