Rabu 27 Nov 2019 22:18 WIB

Iqbal: Divisi Humas Polri akan Diganti Menjadi Badan Humas

Divis Humas Polri kini tidak sekadar menjadi juru bicara kepolisian.

Rep: Mabruroh/ Red: Teguh Firmansyah
Kabarhakam Polri Irjen Pol Firly Bahuri (kanan) didampingi Kadiv Humas Polri Irjen Pol M Iqbal (kiri) menerima ucapan selamat dari rekannya seusai serah terima jabatan pejabat tinggi Polri di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (19/11/2019).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Kabarhakam Polri Irjen Pol Firly Bahuri (kanan) didampingi Kadiv Humas Polri Irjen Pol M Iqbal (kiri) menerima ucapan selamat dari rekannya seusai serah terima jabatan pejabat tinggi Polri di Gedung Bareskrim Polri, Jakarta, Selasa (19/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Kepala Divisi (Kadiv) Humas Polri, Irjen Pol Muhammad Iqbal mengaku diperintahkan oleh Kapolri Jenderal Idham Aziz untuk mengembangkan Divisi Humas menjadi Badan Humas. Hal tersebut disampaikan Iqbal saat memberi sambutan dalam acara diskusi di Hotel Ambhara.

“Saat commander wish Pak Kapolri, commander wish pertama, beliau menyampaikan saya diperintahkan beliau untuk mengembangkan Divisi Humas menjadi Badan Humas. Jadi Kepala Divisi Humas menjadi Kepala Badan Humas atau Kabahumas, dipimpin bintang tiga,” kata Iqbal di Hotel Ambhara, Jakarta Selatan, Rabu (27/11).

Baca Juga

Menurut Iqbal, beberapa tahun terakhir Divisi Humas sudah mentransformasi tugasnya yang tidak hanya fokus sebagai juru bicara Polri. Namun juga memaksimalkan dengan menyapa masyarakat dan stakeholder dalam rangka menjaga keamanan nasional.

“Kami sebagai PR (public relation), Kami bersinergi dengan seluruh elemen masyarakat, karena Polri tidak akan optimal kalau tidak ada yang membantu kami,” ucapnya.

Apalagi di era modernisasi ini, lanjut Iqbal, peran media masa begitu sangat berpengaruh, baik media arus utama maupun media sosial. Bahkan satu narasi yang dituliskan, menurut Iqbal, kekuatannya bisa mengalahkan pasukan khusus kepolisian.

“Satu batalyon pasukan, pasukan khusus sekalipun, kalah dengan satu narasi. Ketika narasi itu dikemas dengan angle yang tepat, kekuatannya sangat luar biasa,” kata Iqbal.

Misalnya, kata Iqbal, melakukan kampanye yang luar biasa dengan mengumpulkan jutaan massa untuk menyampaikan suatu pesan. Hal ini sudah bukan zamannya lagi dilakukan di era modernisasi.

“Sekarang eranya mengemas narasi yang tepat, itu akan mengalahkan jutaan orang yang dikumpulkan di stadion, baik itu (narasi) melalui media sosial meskipun (atau) media mainstream,” ucapnya.

Hanya saja, kata Iqbal, jika narasi tersebut tidak ditulis dengan baik maka juga dapat mengancam keamanan. Misalnya yang sempat terjadi pada kasus di Papua dan Surabaya.

“Seperti waktu case di Papua, case di Surabaya, padahal tidak ada yang meninggal di case itu, tapi dikabarkan ada yang meninggal adik-adik kita di asrama Papua. Akhirnya goyang Papua,” terang Iqbal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement