REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Riset dan Teknologi (Menristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Bambang Permadi Soemantri Brodjonegoro mengatakan, kemampuan digital perlu dimasyarakatkan. Hal itu penting agar Indonesia mampu beradaptasi dengan perkembangan revolusi industri 4.0.
"Kami ingin Indonesia itu tidak ketinggalan dalam mengadopsi revolusi industri ke-4 untuk semua teknologi yang akan berkembang, karena itulah kita harus memastikan SDM-nya tersedia sehingga kita beradaptasi dengan semua jenis teknologi yang muncul karena revolusi industri ke-4," kata Menristek Bambang dalam acara PP digital Construction Day 2019 di Hotel Mulia, Jakarta, Selasa.
Bambang mengatakan, pihaknya akan mengeksplorasi semua kemungkinan, termasuk pengembangan kemampuan coding bagi sumber daya manusia (SDM) Indonesia. Bentuknya dapat berupa kursus coding atau bentuk lain yang akan diformulasikan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.
Untuk skema pembelajarannya, menurut Bambang, harus bekerja sama dengan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang membidangi visi pengajaran dan vokasi. Ia mengatakan, mau tidak mau masyarakat Indonesia harus bertindak adaptif dengan revolusi industri 4.0 agar tidak tertinggal di zaman yang semakin maju dengan perkembangan teknologi yang semakin canggih.
"Kalau memang kebutuhan dari pasar mengindikasikan kurangnya SDM Indonesia yang mempunyai kemampuan coding maka itu yang kita dorong," ujarnya.
Sumber daya manusia Indonesia, menurut Bambang, harus adaptif dengan teknologi-teknologi yang muncul di era revolusi industri 4.0 termasuk teknologi digital sehingga mampu berdaya saing. SDM yang unggul menjadi modal untuk menciptakan negara Indonesia yang maju dan meningkatkan kesejahteraan bangsa.
"Tentunya riset dan inovasi diharapkan menjadi pendorong ekonomi Indonesia di era revolusi industri ke-4 agar Indonesia mampu mencapai lompatan-lompatan kemajuan dan berdaya saing tinggi," ungkap Bambang.