Selasa 02 Dec 2025 13:38 WIB

Kepala BRIN Bicara Peluang Penggunaan Energi Nuklir, Apa Katanya?

Sudah banyak studi kelayakan penggunaan nuklir sebagai energi alternatif.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Mas Alamil Huda
Kepala BRIN Prof Arif Satria di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (10/11/2025).
Foto: Republika/Erik Purnama Putra
Kepala BRIN Prof Arif Satria di Istana Kepresidenan Jakarta, Senin (10/11/2025).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Arif Satria menjawab mengenai wacana penggunaan teknologi nuklir di Indonesia sebagai energi alternatif. Arif meyakini penerapan nuklir bukan terkendala teknologinya, melainkan masalah sosialnya terhadap masyarakat.

"Ya nuklir itu kan masalahnya bukan masalah teknologi, Ini masalah sosial," kata Arif dalam sesi wawancara khusus dengan Republika pada Senin (1/12/2025).

Baca Juga

Atas masalah itu, Arif menyadari pentingnya peran BRIN dalam mengedukasi publik soal manfaat nuklir. Lewat masifnya edukasi, Arif meyakini pola pikir masyarakat yang masih khawatir terhadap penggunaan nuklir dapat dikurangi.

"Nah sekarang itu tugas kita adalah bagaimana mengedukasi masyarakat bahwa nuklir dengan teknologi yang terkini relatif bisa membantu percepatan apa namanya elektrifikasi di berbagai tempat," ujar Arif.

Arif menyebut sudah banyak studi kelayakan penggunaan nuklir sebagai energi alternatif. Sehingga dari sisi penerapan teknologi, Arif tak begitu khawatir ketimbang masalah sosialnya.

"Sekarang studi sudah banyak sekali, studi kelayakannya sudah banyak sekali," ujar Arif.

Arif mengungkapkan pernah membahas penggunaan nuklir sebagai energi saat kunjungan ke Rusia. Dalam kunjungan itu, Arif kaget bahwa Rusia tak khawatir dengan nuklir. Padahal Rusia pernah menderita akibat bencana ledakan fasilitas nuklir di Chernobyl.

Dari pembicaraan itu, Arif menemukan kekhawatiran Rusia berkurang karena kemajuan teknologi. Pihak Rusia meyakini kemajuan itu membuat resiko seperti di era Chernobyl dapat berkurang.

"Saya pernah ke Rusia bersama beberapa rektor, kemudian mendiskusikan tentang nuklir bersama pakar-pakar dari Rusia bagaimana mengembangkan teknologi ini sementara pernah mengalami kasus Chernobyl. Jawaban dia apa? Chernobyl itu menggunakan teknologi yang jadul banget lah, teknologi sekarang jauh lebih canggih daripada teknologi yang sudah dilakukan dulu di era Chernobyl.

Oleh karena itu, Arif mengajak publik tak perlu lagi takut dengan penggunaan nuklir untuk energi alternatif. Sebab kemajuan teknologi membawa keamanan lebih baik atas energi nuklir. "Jadi ya jangan khawatir karena teknologi sudah makin lama makin canggih," ujar Arif.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement

Rekomendasi

Advertisement