Selasa 26 Nov 2019 09:25 WIB

Ini Alasan WN Cina Lakukan Penipuan di Indonesia

Korban penipuan melalui sambungan telepon mayoritas warga negara China juga.

Rep: Flori Sidebang/ Red: Andi Nur Aminah
Polda Metro Jaya lakukan penggrebekan di sebuah rumah yang dijadikan sebagai tempat penipuan melalui sambungan telepon di Perumahan Mega Kebon Jeruk Blok B, Kavling 5A, Jakarta Barat, Senin (25/11).
Foto: Republika/Flori Sidebang
Polda Metro Jaya lakukan penggrebekan di sebuah rumah yang dijadikan sebagai tempat penipuan melalui sambungan telepon di Perumahan Mega Kebon Jeruk Blok B, Kavling 5A, Jakarta Barat, Senin (25/11).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Yusri Yunus mengungkapkan alasan warga negara China memilih Indonesia sebagai lokasi melancarkan aksi penipuan melalui sambungan telepon. Menurut Yusri, para pelaku memilih Indonesia guna menghindari kecurigaan masyarakat dan polisi.

"Kulit (orang) Indonesia dan mereka (WN China) sama, banyak keturunan China di sini. Makanya mereka enggak terlalu mudah dicurigai oleh warga-warga di sini," kata Yusri di Kemanggisan, Jakarta Barat, Senin (25/11).

Baca Juga

Tidak hanya itu, sambung Yusri, para pelaku juga menilai jaringan internet di Indonesia paling mudah diakses. Sehingga para pelaku memilih Indonesia sebagai lokasi untuk melancarkan aksinya.

Awalnya polisi mendapatkan informasi dari Kedutaan Besar China yang menginformasikan adanya jaringan ford communication di Indonesia. Polisi pun mengintai keberadaan para pelaku selama tiga bulan.

Adapun, sebanyak 66 warga negara China diamankan di enam lokasi berbeda yang ada di Jakarta terkait penipuan melalui sambungan telepon. Enam lokasi tersebut adalah Griya Loka, BSD; Perumahan Mega Kebon Jeruk; Kemanggisan, Pantai Indah Kapuk; Perumahan Intercon; dan Bandengan Tambora.

Dalam melancarkan aksinya, para pelaku menawarkan bantuan kepada korban untuk menyelesaikan masalah pajak. Setelah korban terperdaya, para pelaku akan meminta sejumlah uang.

Sebagian besar korban diketahui merupakan warga negara China. Hingga kini, polisi masih mendalami motif dan modus penipuan tersebut. Sebab, para pelaku akan dimintai keterangan dengan melibatkan penerjemah.

"Saya belum bisa kasih penjelasan itu (motif penipuan) karena ini kan perlu hasil keterangan pemeriksaan dari TKP, keterangan saksi dan tersangka, maupun informasi yang kita dapat dari korban," ungkap Dirkrimsus Polda Metro Jaya Kombes Iwan Kurniawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement