REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Dalam Negeri, Tito Karnavian mengaku tak terpengaruh dengan adanya survei Indonesia Political Opinion (IPO). Survei itu menyatakan dirinya tidak cocok menjabat sebagai menteri dalam negeri dan menurut diatidak perlu diambil hati, sebab itu hanya survei.
"Saya lillahi ta'ala, bekerja saja. Untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara," ujarnya kepada wartawan di Jakarta, Senin (25/11).
Menurut Tito, kesempatan yang diberikan Tuhan Yang Maha Kuasa melalui penunjukan Presiden Joko Widodo adalah amanah yang akan dipertanggungjawabkan kelak. "Saya bertekad dan berkomitmen untuk melakukan dengan sebaik-baiknya," kata Karnavian.
Tito menyatakan, dia memiliki pengalaman dalam membangun kerja sama dengan pemerintah daerah. "Sebelumnya saya mantan kepala Kepolisian Daerah dua kali, di Papua dan Metro Jaya. Sebagai kapolri tiga tahun tiga bulan. Mudah-mudahan jadi bekal buat saya untuk bekerja di Kemendagri," jelasnya.
Meski jabatan menteri dalam negeri adalah hal baru baginya, dia mengatakan dalam sebulan ini, dia telah belajar melaksanakan kegiatan secara baik untuk menjalankan perintah Jokowi.
Salah satunya dengan mengumpulkan pada kepala daerah di Pusat Pertemuan Internasional Sentul, Jawa Barat, untuk menyesuaikan program antara pemerintah pusat dengan daerah.
Tito mengaku tak segan menyerap ilmu dari para staf-staf Kementerian Dalam Negeri yang dia nilai banyak yang pintar-pintar dan sangat membantu membentuk kerja sama tim yang baik.
"Saya tahu bahwa teman-teman Kemendagri juga banyak yang pintar-pintar. Saya juga menyerap, memanfaatkan, memberdayakan teman-teman di Kementerian Dalam Negeri sekali lagi, untuk kepentingan masyarakat, bangsa, dan negara," katanya.