Senin 25 Nov 2019 12:38 WIB

BNPB Buka Kursus Gratis Keluarga Siaga Bencana

BNPB tidak memungut biaya apa pun bagi para peminat yang mengikuti kursus online

Rep: Dessy Suciati Saputri/ Red: Esthi Maharani
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo
Foto: Republika TV/Muhamad Rifani Wibisono
Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB, Agus Wibowo

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) akan membuka kursus yang terbuka untuk umum secara online pada 9 Desember nanti. Kepala Pusat Data, Informasi dan Humas BNPB Agus Wibowo menyampaikan kursus ini dibuka untuk umum tanpa dipungut biaya.

"Pada 9 Desember 2019 nanti BNPB membuka kursus dengan kode BNPB 101. Kursus ini akan berakhir pada 12 Januari 2020. BNPB tidak memungut biaya apa pun bagi para peminat yang mengikuti kursus online yang berdurasi waktu 1 jam per minggu ini," ujarnya, Senin (25/11).

Dikutip dari siaran resmi yang diterima, kursus BNPB ini mengangkat tema utama mengenai keluarga siaga bencana. Materi yang akan disampaikan dalam kursus di antaranya, pendahuluan tentang konsep, jenis dan karakteristik bencana; memahami dan menemukenali potensi ancaman bencana di sekitar; menyusun rencana kesiapsiagaan keluarga untuk menghadapi bencana; dan mitigasi praktis bencana gempabumi, banjir dan kebakaran

Agus mengatakan, keluarga siaga bencana atau KSB sangat bermanfaat untuk diketahui setiap individu karena merekalah yang terdekat dengan potensi ancaman bahaya. Mereka juga yang terlebih dahulu merespon ancaman bahaya yang mungkin terjadi. Oleh karena itu, kesiapsiagaan individu atau setiap anggota keluarga sangat penting.

Gagasan KSB ini sejalan dengan program BNPB lainnya yaitu Keluarga Tangguh Bencana (katana). Pemikiran atau ide katana ini menjadi bagian dari komponen Desa Tangguh bencana yang telah digagas BNPB sebelumnya dengan berbagai tematik, seperti Desa Tangguh Bencana Tsunami.

Gagasan katana sendiri memiliki tiga tahapan, yaitu sadar risiko bencana mengetahui dan sadar akan risiko bencana dilingkungannya, pengetahuan: mengetahui dan memperkuat struktur bangunan paham manajemen bencana, edukasi bencana, berdaya: mampu menyelamatkan diri sendiri keluarga dan tetangga.

Menurut Agus, setiap keluarga memiliki karakteristik ancaman bahaya yang berbeda-beda, seperti bentuk struktur tempat tinggal yang berbeda. Karena itu, diharapkan tiap keluarga mampu menganalisa dan mendiskusikan masalah ini. Sehingga jika bencana gempa bumi terjadi, seluruh anggota keluarga paham dengan jalur evakuasi di rumah mereka.

Selain itu, kata Agus, pemahaman setiap anggota terhadap potensi ancaman bahaya harus diberikan sejak dini. Berdasarkan data bencana BNPB hingga November 2019, tercatat lebih dari tiga ribu bencana yang terjadi. Bencana tersebut menyebabkan jatuhnya korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.

Jumlah korban jiwa akibat bencana bahkan mencapai angka lebih dari 400 jiwa dan kerusakan rumah dengan kategori rusak berat mencapai 14.957 unit.

Bagi individu yang berminat untuk mengikuti kursus ini harus terlebih dahulu masuk ke tautan https://www.indonesiax.co.id/courses/course-v1:BadanNasionalPenanggulanganBencana+BNPB101+2019_Run4/about dan mendaftar untuk mendapatkan username dan password.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement