BANDUNG, AYOBANDUNG.COM -- Ragam cara dilakukan oleh berbagai pihak untuk mengurangi ketergantungan anak pada gawai.
Kamis (21/11/2019) lalu di Bandung, Wali Kota Oded M Danial membagikan anak ayam DOC (Day Old Chicken) pada siswa sekolah tingkat SD dan SMP se-Kota Bandung.
Siswa sekolah yang mendapatkan anak ayam diminta untuk merawatnya sehingga candu pada gadget diharapkan berkurang.
Sementara di Indramayu, sejumlah anak muda tergerak hatinya untuk "melindungi" anak-anak dengan cara menggiatkan kegiatan literasi lewat perpustakaan keliling.
Buku menjadi pilihan bagi dua komunitas di Desa Pilangsari, Kecamatan Jatibarang, Indramayu, untuk memindahkan ketertarikan anak-anak terhadap gawai.
Anak-anak muda yang tergabung dalam komunitas Peduli Pilangsari dan Lentera Selawe Pilangsari menciptakan sebuah gerobak sederhana berisi buku-buku yang bisa dibaca anak-anak. Menggunakan sepeda motor milik relawan, mereka pun berkeliling.
AYO BACA : Anak Ayam dan Bibit Tanaman Resmi Dibagikan ke Siswa SD-SMP Bandung
Salah seorang penggagas gerobak baca, Sakam mengungkapkan, aktivitas itu baru mereka lakukan beberapa pekan. Gerobak baca sendiri dibuat dari uang yang dikumpulkan secara swadaya dari masyarakat.
"Sejumlah donatur lain bersedekah buku," ujarnya.
Sementara ini, gerobak baca yang mereka buat hanya berkeliling setiap Minggu. Alasannya, mereka terkendala keterbatasan armada maupun jumlah buku, termasuk pula kesibukan masing-masing anggota komunitas.
Hanya, di waktu senggang para anggotanya, gerobak baca akan hadir kapanpun dan di mana pun. Tak hanya menyasar anak-anak, gerobak baca ini pun bakal menghampiri kalangan dewasa.
"Supaya semua kalangan tergerak membaca buku," cetusnya.
Dia mengakui, jumlah buku dalam gerobak baca tergolong masih minim, sekitar 80 buah. Mengingat merupakan hasil donasi, tak heran bila buku yang tersedia terdiri dari berbagai tema dan segmen, baik untuk anak-anak maupun dewasa.
AYO BACA : Program Pembagian Anak Ayam Dimulai di 2 Kecamatan
Karenanya, buku pada gerobak baca ini hanya bisa dinikmati di tempat. Sementara ini, warga tak bisa meminjam untuk dibawa pulang ke rumah.
Selain minim jumlah bukunya, armada sepeda motor sebagai penarik gerobak pun masih terbatas. Namun kini, mereka tengah mengusahakan gerobak baca bisa pula dibawa dengan sepeda.
"Sepeda bisa untuk lokasi yang dekat, sedangkan motor untuk yang jauh," ujarnya.
Sejauh ini, dia mengaku, sambutan warga terhadap gerobak baca cukup bagus. Bahkan, muncul permintaan dari warga desa tetangga yang meminta kehadiran gerobak baca di luar Desa Pilangsari.
Sakam pun berharap, gerobak baca tersebut kelak berkembang demi mengoptimalkan pertumbuhan anak-anak. Pihaknya berharap, antusiasme anak-anak pada gawai dapat bergeser pada buku.
"Kami harap bisa mengembalikan kembali budaya membaca di tengah masyarakat," tegasnya.
Pengurus Lentera Selawe Pilangsari, Suro Suwarno mempersilakan masyarakat yang hendak berdonasi buku untuk menghubungi komunitas mereka.
"Terutama buku cerita anak-anak. Semoga anak-anak di sini jadi senang membaca dan kelak bisa berprestasi," harapnya.
AYO BACA : 12 Sekolah Jadi Pilot Project Program Pemeliharaan Ayam