Jumat 22 Nov 2019 15:50 WIB

Pascabanjir Bandang Agam, Fasilitas Sekolah Terendam Lumpur

Proses pembersihan material longsor banjir bandang Agam, sekolah sementara diliburkan

Rep: Febrian Fachri/ Red: Esthi Maharani
Sejumlah warga melihat kondisi rumah yang terkena banjir bandang, di Jorong Galapuang, Nagari Tanjungsani, Kab.Agam, Sumatera Barat, Kamis (21/11/2019).
Foto: Antara/Kuraiman
Sejumlah warga melihat kondisi rumah yang terkena banjir bandang, di Jorong Galapuang, Nagari Tanjungsani, Kab.Agam, Sumatera Barat, Kamis (21/11/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, AGAM - Kepala Sekolah Madrasah Diniyah Alawiah (MDA) Muhammadiyah Galapuang Arina mengatakan sebanyak empat ruang kelas sekolahnya habis terendam material longsor usai peristiwa banjir bandang pada Rabu (20/11) malam WIB kemarin. Semua fasilitas sekolah seperti alat tulis  kantor (ATK) beserta alat-alat penunjang terendam lumpur dan bebatuan setinggi 1 meter lebih.

 

"Habis semua. Jumlah kerugian pasti saya belum tahu. Sekarang masih sedang dibersihkan," kata Arina kepada Republika, Jumat (22/11).

Beberapa fasilitas MDA yang rusak yang disebutkan Arina di antaranya buku-buku pelajaran, Alquran, buku Iqro, buku tulis, meja, bangku, rebana, load speaker dan beberapa peralatan lainnya.

Hingga sore ini baru dua ruang kelas MDA Muhammadiyah Galapuang yang sudah selesai dibersihkan. Arina berharap semua ruang kelas segera dapat dibersihkan supaya aktivitas belajar mengajar dapat dimulai kembali.

MDA Muhammadiyah Galapuang merupakan tempat belajar mengaji, membaca Alquran dan ilmu agama Islam lainnya buat siswa siswi tingkat SD. Nilai yang diberikan MDA ke kepada siswa akan diintegrasikan ke nilai mata pelajaran Agama Islam di sekolah dasar masing-masing murid. Biasanya setiap hari murid-murid di MDA ini mulai belajar pukul 13.30 WIB sampai 15.30 WIB.

Jumlah murid  yang terdaftar di MDA Muhammadiyah Galapuang sebanyak 55 orang yang tediri dari 4 kelas. Arina sendiri selain berstatus kepala sekolah, juga sebagai waki kelas tiga.

Sementara proses pembersihan material longsor, sekolah sementara diliburkan. Arina belum dapat memastikan kapan proses belajar mengajar dimulai. Rencananya MDA ini akan melaksanakan ujian akhir sekolah akhir bulan ini. Namun karena ada kejadian bencana, ujian harus ditunda sampai kondisi bangunan sekolah dapat difungsikan kembali.

Sampai saat ini, Arina belum mendapat informasi mengenai bantuan yang didapatkan MDA Muhammadiyah Galapuang untuk pemulihan. Biasanya sekolah ini dibiayai oleh donatur dari Muhammadiyah Pusat Jakarta sebanyak Rp 1 juta perbulan.

"Mengenai bantuan saya belum tahu. Berharap sekolah bisa diaktifkan saja dulu," ujar Arina.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement