Jumat 22 Nov 2019 13:37 WIB

Lapas Malang Sediakan Wadah Komunikasi Keluarga Warga Binaan

Wadah komunikasi untuk keluarga warga binaan disebut Si Mbak

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Esthi Maharani
Lapas Perempuan Klas II A, Malang
Foto: Republika/Wilda Fizriyani
Lapas Perempuan Klas II A, Malang

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Perempuan Klas II A Malang menyediakan wadah komunikasi untuk keluarga warga binaan. Program ini dilakukan melalui  "Sharing Informasi Bagi Anda dan Keluarga" atau Si Mbak di media sosial WhatsApp.

"Ini adalah salah satu bentuk pelayanan kami terhadap keluarga, bukan untuk narapidana," ujar Kepala Lapas Perempuan Klas II A Malang, Ika Yusanti saat ditemui wartawan.

Keberadaan program Si Mbak ini dilatarbelakangi adanya kesulitan komunikasi antara keluarga dan warga binaan. Sebab, lapas tidak menyediakan ponsel untuk setiap warga binaan di lapas. Fasilitas warung telepon (wartel) juga sangat terbatas karena tidak bisa menerima telepon sesering mungkin.

Selain itu, tidak semua keluarga warga binaan bisa menjenguk setiap saat. Hal ini bisa dikarenakan kesibukan keluarga warga binaan. Dapat pula akibat dari lokasi rumah keluarga warga binaan yang jauh dari lapas.

"Padahal untuk mendapatkan informasi dan kabar, kita perlu sarana komunikasi. Oleh karenanya, ini sederhana kita buat grup WhatsApp yang kami namakan Si Mbak," katanya.

Dari 659 warga binaan, hanya 98 anggota keluarga yang terdaftar dalam Si Mbak. Jumlah ini pun sudah termasuk pejabat struktural Lapas Perempuan Klas II A Malang. Untuk itu, Ika berharap, keluarga warga binaan lainnya bisa ikut dalam sarana komunikasi tersebut.

Menurutnya, keluarga tidak hanya bisa mengetahui langsung kondisi warga binaan. Mereka juga dapat menanyakan hal lain pada pejabat struktural terkait di wadah Si Mbak. Pejabat yang menjadi anggota di grup tersebut pun selalu siap memberikan jawaban.

Ika menyontohkan pertanyaan di mana satu anggota keluarga bertanya perihal syarat pembebasan bersyarat. Pertanyaan ini langsung direspon oleh pejabat lapas terkait dengan detail. "Ada juga yang lain minta tolong supaya ini (nama napi) untuk menelepon keluarganya," tambah Ika.

Perempuan berhijab ini mengaku, wadah Si Mbak baru berjalan dalam beberapa bulan. Oleh sebab itu, sosialisasinya pun belum sempurna ke seluruh keluarga warga binaan. "Tapi yang ini saja sudah cukup banyak komunikasinya. Kita manfaatkan ini secara maksimal," jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement