Jumat 22 Nov 2019 02:16 WIB

Belva: Stafsus Muda Jokowi Punya Kemasan dan Rasa Berbeda

Pada Kamis (21/11) Jokowi memperkenalkan 7 stafsus mudanya.

Staf khusus Presiden Joko Widodo yang baru dari kalangan milenial (kiri ke kanan) CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi, Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara, CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung, Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Ma
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Staf khusus Presiden Joko Widodo yang baru dari kalangan milenial (kiri ke kanan) CEO Amartha, Andi Taufan Garuda Putra, Perumus Gerakan Sabang Merauke Ayu Kartika Dewi, Pendiri Ruang Guru Adamas Belva Syah Devara, CEO dan Founder Creativepreneur Putri Indahsari Tanjung, Mantan Ketua Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia/PMII Aminuddin Ma

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Staf Khusus (Stafsus) Presiden Joko Widodo (Jokowi), Adama Belva Syah Devara mengatakan, stafsus presiden dari kalangan milenial punya rasa dan kemasan berbeda dibanding stafsus lainnya. Selain Belva, Jokowi pada Kamis (21/11) memperkenalkan enam stafsus mudanya kepada media.

"Jadi masing-masing dari kami punya rasa berbeda. Saya teknologi, disrupsi di semua sektor. Saya di Ruang Guru tentunya di pendidikan, terus yang lain mungkin transportasi ada, kita berpikir digital delivery public services di bidang health care, finance, taxes," kata Belva dengan mengenakan kemeja putih di beranda Istana Merdeka, Jakarta, Kamis.

Baca Juga

Presiden Jokowi, kemarin, memperkenalkan 7 orang stafsus baru dari kalangan milenial. Perkenalan itu dilakukan di beranda Istana Merdeka dengan duduk santai di "bean bag".

"Mungkin kita bisa bantu untuk berpikir apa sih cara-cara barunya, apa sih pengaplikasian teknologi yang bisa kita lakukan di negara ini, sehingga kita tidak tertinggal dari negara-negara lain," ujar Belva.

Belva mengaku sebelumnya tidak pernah terbayang menjadi salah satu stafsus. "Tentunya kami sangat berterima kasih dan mengapresiasi karena tidak terbayangkan di pemerintahan sebelumnya dan di negara lain, anak-anak muda seperti kami masuk ke ring 1 istana. Ini merupakan suatu komitmen besar dari Bapak Presiden bahwa anak-anak milenial ini ikut serta ke kebijakan publik yang tadinya apatis tidak boleh apatis lagi," kata Belva.

Ada banyak sektor strategis, menurut Belva, ia dan stafsus milenial lain akan kerjakan. "Kalau dari saya sendiri pendidikan, kepemudaan kewirausahaan, mungkin Putri di sini kreatif, Angkie disabilitas, (Billy) daerah tertinggal 3 T (Tertinggal, Terdepan, Terluar), Mas Amin santri, Ayu mungkin 'diversity and peace tolerance', dan Taufan mungkin di fintech (financial technology). Kami sektornya berbeda tapi ini amanah yang besar, kepercayaan yang besar dan kami akan bekerja sekuat kami untuk bisa 'deliver' memenuhi ekspektasi Bapak Presiden dan kemajuan," ujar Belva lagi.

Belva juga mengaku proses komunikasinya dengan Presiden Jokowi untuk menjadi stafsus sudah cukup lama. Ia mengaku sudah sering berdiskusi dengan Jokowi soal pendidikan.

"Saya pernah diundang rapat terbatas di Istana Bogor pada 2017, jadi sudah 2 tahun yang lalu dan sempat bertemu di kesempatan yang lain di ITB, acara Kemendikbud, jadi memang prosesnya panjang. Menurut saya ini kesempatan untuk belajar dari beliau dan berkontribusi di sektor kami masing-masing," kata Belva lagi.

Tujuh Staf Khusus Presiden Jokowi dari kalangan milenial tersebut adalah

1. Adamas Belva Syah Devara.

Pria berusia 29 tahun ini meraih gelar master dari Harvard University dan Stanford University. Ia merupakan pendiri sekaligus CEO Ruang Guru.

2. Putri Indahsari Tanjung,

Putri merupakan lulusan Academy of Art di San Fransisco, Amerika Serikat. Putri juga merupakan CEO Creativepreneur Event Creator dan CBO Kreavi.

3. Andi Taufan Garuda Putra

Andi yang berusia 32 tahun merupakan lulusan Harvard Kennedy School dan merupakan CEO salah satu lembaga keuangan mikro PT Amartha.

4. Ayu Kartika Dewi

Wanita berusia 36 tahun ini adalah pendiri sekaligus mentor lembaga SabangMerauke. Ia meraih gelar MBA dari Duke University di Amerika Serikat.

5. Gracia Billy Mambrasar, CEO Kitong Bisa yang berasal dari Tanah Papua. Pria berusia 31 tahun tersebut adalah lususan S2 Australian National University (ANU) dan kini tengah menempuh pendidikan master lainnya di Oxford University.

6. Angkie Yudistia

Perempuan berusia 32 tahun ini adalah anak muda penyandang disabilitas yang aktif bergerak di sosiopreneur melalui Thisable Enterprise yang didirikannya. Presiden Jokowi meminta Angkie untuk menjadi juru bicara presiden di bidang sosial.

7. Aminuddin Maruf

Aminuddin merupakan santri muda berusia 33 tahun. Ia pernah menjadi Ketua Umum PB Pengurus Besar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) periode 2014-2016.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement