Selasa 19 Nov 2019 05:00 WIB

Sukabumi Gencar Promosikan Produk Pangan Lokal

Wali Kota ingin produk pangan lokal Sukabumi dikenal oleh dunia luar.

Rep: Riga Nurul Iman/ Red: Dwi Murdaningsih
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi memasak makanan khas Sukabumi di salah satu rumah makan di Jalan Siliwangi Kota Sukabumi Ahad (10/3)
Foto: Republika/Riga Nurul Iman
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi memasak makanan khas Sukabumi di salah satu rumah makan di Jalan Siliwangi Kota Sukabumi Ahad (10/3)

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI--Produk pangan lokal Kota Sukabumi mulai gencar dikenalkan kepada masyarakat luas. Caranya dengan menggiatkan Sukabumi Agro Expo (SAE) produksi inovasi, sinergi dan aksi nyata (Pisan) 2019 di Gedung Widaria Kencana (GWK) Jalan Lingkar Selatan, Sabtu (16/11) berlangsung semarak.

Acara ini berlangsung hingga Ahad (17/11) dan diisi dengan berbagai kegiatan menarik dan unik serta bisa menjadi alternatif mengisi liburan warga di akhir pekan mulai dari bazar produk pangan berkualitas, gerakan memasyarakatkan makan ikan (Gemarikan) dengan makan bakso ikan, gerakan minum susu, pembagian 2.500 bibit pohon gratis dan restocking 100 ribu ekor benih ikan. Selain itu digelar pula Sukabumi Fish Festival dan Sukabumi Pet Show 2019.

Baca Juga

''Kami ingin produk pangan lokal Sukabumi dikenal oleh dunia luar,'' ujar Kepala DKP3 Kota Sukabumi Kardina Karsoedi kepada wartawan.

Menurut Kardina, dalam ajang ini banyak mengangkat potensi produk pertanian seperti sayuran dan buah-buahan serta perikanan. Harapannya Sukabumi dapat dikenal menjadi bagian dari daerah penghasil produk pangan berkualitas.

Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi menuturkan, berbagai agenda yang dilakukan merupakan kegiatan berbasis kolaborasi dan seluruh pihak diajak bukan hanya DKP3 melainkan milik bersama. Seluruhnya bisa terus melakukan perbaikan, konsolidasi dan kolaborasi serta proses sinergitas satu SKPD dengan lainnya bersama dengan elemen masyarakat lainnya.

Ketika berhubungan dengan ketahanan pangan kata Fahmi, salah satu misi wali kota dan wakil wali kota mewujudkan ekonomi daerah yang maju. Di mana bertumpu pada sektor perdagangan, ekonomi kreatif dan pariwisata melalui prinsip kemitraan dan dunia usaha, pendidikan dan daerah sekitarnya.

Dari misi ini mendapatkan turunan langsung dari Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012 terkait pangan. Dalam ketentuan ini dinyatakan yang disebut ketahanan pangan harus diawali atau dimulai dari rumah tangga atau keluarga.

Intinya ketahanan pangan bukan tugas DKP3 saja karena berdasarkan amanat UU harus dimulai dari keluarga berbasiskan rumah tangga. Sehingga kenapa muncul kelompok wanita tani (KWT) menjadi tulang pungggung keberhasilan ketahanan pangan dari rumah tangga.

Hal ini mendukung tujuan Millennium Development Goals (MDGs), yang mengamanatkan ketahanan pangan minimal memberikan dampak perbaikan nutrisi dan ketersediaan pangan. Di sisi lain Sukabumi memiliki keterbatasan dari sisi lahan dalam rangka mewujudkan lumbung pangan dunia

Menurut Fahmi, ada tiga hal yang menjadi kunci dalam mewujudkan Indonesia sebagai lumbung pangan. Pertama lahan tersedia dipertahankan peruntukkanya dengan konservasi lahan, memperluas lahan baru jika memungkinkan dan terobosan melalui teknologi di era 4.0.

Oleh karenanya Sukabumi berkomitmen mempertahankan 321 hektare lahan pertanian pangan berkelanjutan dan masuk konservasi lahan. Di sisi lain mendorong produk lokal inovasi berbasiskan kreativitas lokal.

'' Pemkot juga mulai kenalkan ke petani merubah mindset awalnya penjualan manual kini berbasiskan digital disiapkan ecommerce,'' imbuh Fahmi. Hal ini dalam peningkatan nilai ekonomis dari sisi produk yang dijual.

Perubahan tersebut bisa mendongkrak penghasilan petani dan generasi muda tidak malu menjadi petani dan bergerak di bidang agrowisata dan agrokreatif. Fahmi menegaskan butuh kebersamaan dan kolaborasi karena masalah pangan bukan masalah sederhana.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement