Kamis 14 Nov 2019 18:59 WIB

Hiswana Migas: Solar tak Langka, Hanya Dibatasi

Hiswana menyebut penjualan solar dibatasi dan masyarakat diarahkan gunakan Dexlite

Rep: Bayu Adji P/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Solar bersubsidi (ilustrasi)
Foto: Republika/Aditya Pradana Putra
Solar bersubsidi (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TASIKMALAYA -- Humpunan Wiraswasta Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Cabang Priangan Timur membantah kabar bahwa bahan bakar minyak (BBM) jenis solar subsidi di wilayahnya mengalami kelangkaan. Hanya saja, penjualan solar subsidi dibatasi lantaran kuotanya telah melebihi batas yang telah dicanangkan.

Ketua Dewan Perwakilan Cabang Hiswana Migas Priangan Timur, Sigit Nandika mengatakan, solar bersubdi masih terdapat di wilayahnya. Namun, koutanya menjadi terbatas. Karena itu, pasokan BBM jenis solar subsidi dibatasi.

Baca Juga

"Sebenarnya tidak ada kelangkaan. Hanya ada pembatasan," kata dia, saat dihubungi Republika, Kamis (24/11).

Menurut dia, kondisi berkurangnya solar subsidi di Priangan Timur sebenarnya sudah dapat diprediksi sejak Agustus 2019. Namun, Badan Pengatur Hilir (BPH Migas) tak juga melakukan pembatasan. Akibatnya, kondisinya semakin parah pada November 2019.

Sigit menambahkan, kuota BBM bersubsidi setiap tahunnya sudah ditentukan oleh DPR. Hiswana Migas dan Pertamina hanya bertugas sebagai operator, sehingga tak memiliki kewenangan menambahkan kuota.

"Hanya saja dari Agustus sudah ketahuan akan habis, DPR harusnya proaktif. Tapi sekarang bukan saatnya saling menyalahkan," kata dia.

Ia menilai, pengurangan kuota BBM jenis solar bukan hanya terjadi di wilayah Priangan Timur, melainkan juga secara nasional. Namun, lanjut dia, yang muncul di media hanya di Priangan Timur. Padahal, menurut dia, tidak ada antrean kendaraan sampai berkilo-kilo meter seperti pemberitaan media massa.

Namun, ia melanjutkan, saat ini kondisi kesulitan membeli solar sudah bisa teratasi. Menurut dia, pihaknya juga sudah menginstruksikan setiap SPBU untuk menyarankan konsumen menggunakan Dexlite. 

Sigit juga mengimbau para pengusaha angkutan untuk mencampur bahan bakarnya. "Jangan mau yang murah saja," kata dia.

Hiswana Migas Cabang Priangan Timur juga akan segera berkoordinasi dengan pengusaha dan Organda untuk membicarakan tindak lanjut masalah pembatasan BBM jenis solar subsidi. Rencananya, pada Jumat (15/11), perwakilan pengusaha angkutan dan Organda di Priangan Timur akan bertemu di DPC Hiswana Migas Priangan Timur, di Kota Tasikmalaya.

Sebelumnya, Unit Manager Communication & Relations Pertamina MOR III, Dewi Sri Utami mengatakan, sampai dengan Oktober 2019, distribusi solar subsidi untuk wilayah Priangan Timur, telah over kuota dari total kuota yang dicanangkan. Ia menyebutkan, peruntukan solar subsidi sesuai Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014‎, hanya ditujukan bagi rumah tangga, usaha mikro, usaha pertanian, usaha perikanan, transportasi, dan pelayanan umum.

"Pertamina selaku badan usaha yang melakukan penyaluran biosolar subsidi, melakukan penyaluran sesuai dengan kuota dari diberikan BPH Migas," kata dia.

Ia menambahkan, bagi masyarakat pengguna bahan bakar diesel, Pertamina juga menyediakan varian BBM alternatif yaitu Dexlite dan Pertamina Dex yang tersedia di SPBU, yang memiliki kualitas lebih baik. Di area Priangan Timur, terdapat 66 SPBU outlet Dexlite dan 30 SPBU outlet Pertamina Dex. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement