Kamis 14 Nov 2019 13:13 WIB

Surya Paloh Disebut Sedang Jalankan Strategi Test the Water

Test the water menurut akademisi adalah mengetes psikologi dan reaksi publik

Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan di Kantor DPP Partai NasDem, Jakarta, Rabu (24/7/2019).
Foto: Antara/Fauzi Lamboka
Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh (kanan) dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan (kiri) memberikan keterangan pers usai melakukan pertemuan di Kantor DPP Partai NasDem, Jakarta, Rabu (24/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Akademisi dari Universitas Katolik Widya Mandira Kupang Mikhael Raja Muda Bataona mengatakan, Partai NasDem dan Surya Paloh sedang mempraktikkan strategi politik test the water. Strategi ini menurut dia adalah cara mengetes psikologi dan reaksi publik tentang siapa yang layak diterima menjadi calon presiden (capres) 2024.

"Surya Paloh sedang menguji reaksi publik lewat pertemuan dengan Anies Baswedan, dan puncaknya adalah saat mereka mengundang Anies di acara pembukaan kongres yang biasanya dihadiri Presiden dan para ketua partai," kata Mikhael Bataona di Kupang, Kamis (14/11).

Baca Juga

Dia mengemukakan hal itu terkait nama Anies Baswedan yang tidak disebutkan dalam Kongres Partai NasDem untuk menjadi calon presiden pada 2024. Kongres Partai NasDem telah berakhir, dan Ketua Umum Nasdem Surya Paloh dicalonkan untuk menjadi Capres 2024, bukan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Menurut dia, walaupun Kongres Partai NasDem tidak menyebutkan nama Anies, tetapi dengan memberi panggung kepada Gubernur DKI itu, sesungguhnya Surya Paloh dan NasDem sedang mempromosikan Anies yang masuk dalam daftar mereka untuk 2024. "Jadi ini murni test the water atau mengetes psikologi dan reaksi publik. Jika persepsi itu baik, maka mereka akan lanjut dengan hipotesis ini," katanya.

Hanya saja jika di tengah jalan Anies dipersepsikan secara buruk dan tidak disukai basis konsituen NasDem, maka akan dievaluasi. "Sehingga, menurut saya, ini hanya sebuah cara NasDem mencari tahu reaksi apa yang akan diperoleh ketika mereka memberi panggung ke Anies," katanya.

Dia menambahkan, NasDem bisa saja mengatakan 'go to hell' atau persetan dengan persepsi atau pandangan masyarakat yang buruk terhadap Anies. Tapi harus dipahami bahwa partai politik bernapas dari persepsi publik.

"Jadi saya kira, setelah beberapa bulan ke depan hal ini akan dievaluasi," kata Bataona yang juga pengajar investigativenews dan jurnalisme konflik pada Fisip Unwira Kupang itu.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement