REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sumatra Utara menegaskan pelaku bom bunuh diri di Polrestabes Medan, Rabu (13/11), tidak memiliki agama. Sebab, kata MUI Sumut, apa pun agamanya tidak ada yang mengajarkan perbuatan jahat termasuk bunuh diri dan sampai melukai orang lain.
"Terkait dengan itu, MUI Sumut berharap pihak terkait tidak memberikan komentar apa pun tentang pelaku dan motifnya sebelum semua itu terbukti nyata," ujar Sekretaris Umum MUI Sumut, Ardiansyah di Medan, Rabu.
Hal itu perlu dilakukan agar umat semua agama tenang. MUI Sumut mengharapkan pengungkapan pelaku dan motif pelaku bom Medan setelah ada fakta akurat.
"Lakukan seperti penanganan kasus pesawat jatuh yang penetapan penyebabnya benar-benar dilakukan ahlinya dan berdasarkan bukti kuat," katanya.
Ardiansyah menegaskan, harapan MUI Sumut agar jangan cepat mengeluarkan pendapat suatu kejahatan yang dilakukan seseorang hanya tunggal disebabkan faktor agam. Bisa jadi kejahatan muncul karena dampak tekanan ekonomi, masalah keluarga atau pribadi dan bisa pula sedang dalam tidak atau setengah sadar akibat penggunaan zat terlarang.
"Yang pasti masih adanya bom diri menjadi pelajaran berharga bagi semua ulama dan pemerintah bahwa masyarakat perlu mendapat siraman rohani dan perlindungan dalam segala hal. Itu yang harus diperkuat," katanya.
MUI juga berharap semua institusi khususnya yang memberikan pelayanan publik, lebih meningkatkan pengamanan. Sebelumnya, Kadiv Humas Polri Irjen Pol M Iqbal mengatakan bahwa bom di Polrestabes Medan menyebabkan enam orang korban luka-luka.
Enam korban itu, lima dari personel Polri dan satu sipil, namun tidak ada korban tewas akibat bom bunuh diri di sekitar Kantin Polrestabes pukul 08.45 WIB itu.