Rabu 13 Nov 2019 04:10 WIB

Jabar Fokus Tangani Stunting di 14 Kabupaten/Kota

Angka stunting di Provinsi Jabar saat ini masih tinggi.

Rep: Arie Lukihardianti/ Red: Agung Sasongko
Gedung Sate
Foto: jabarprov.go.id
Gedung Sate

REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG---Angka stunting di Provinsi Jabar saat ini masih tinggi. Bahkan, menurut Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, Berli Hamdani Gelung Sakti, angka stunting di Jabar bahkan lebih besar dibandingkan angka nasional yakni di angka 38 persen. Sementara nasional sudah di angka 27 persen. 

"Target kita menurunkan hingga d bawah 20 persen mudah-mudahan di 2023 nanti bersama stake holder berupaya melakukan percepatan penurunan stunting di Jabar," ujar Berli, Selasa (12/11).

Baca Juga

Menurut Berli, sebenarnya daerah yang  dibidik semua kabupaten/kota. Tapi, prioritas di 14 kabupaten/kota. Karena, wilayah tersebut angka stuntingnya masih tinggi. Di antaranya, Garut, Tasikmalaya dan lainnya.

"Untuk memberantas angka stunting di semua daerah yang masih tinggi itu, kami membuat program-program termasuk memberikan makanan tambahan," katanya.

Program lainnya, kata dia, adalah pengobatan, perawatan untuk mereka yang stunting dan menderita penyakit lainnya. Pemprov Jabar pun, melakukan 3 strategi untuk penanganan stunting tersebut. Yakni, modifiaksi pola asuh. Karena stunting muncul dari keluarga yang pola asuhnya tak optimal. Terutama dalam penyusunan menu keluarga harus dilakukan pendampingan. 

"Untuk yang menderita sakit kita berikan susu formula dari IDAI. Terakhir program kami bagaimana meningkatkan santitas," katanya.

Berli pun menyambut baik kerja sama antara Pemprov Jabar dan Danone Indonesia. Karena, mimpi untuk Indonesia maju dapat terwujud dengan kerja sama lintas sektor. Oleh karena itu, tepat satu tahun setelah Deklarasi Pencegahan Stunting Pemerintah Provinsi Jawa Barat, kembali menunjukkan komitmen untuk menurunkan angka stunting di Jawa Barat untuk mencapai zero new stunting pada 2023. 

"Kami membuka peluang sebesar-besarnya akan kemitraan dengan berbagai pihak mulai dari Pemerintah Pusat, Dinas Kesehatan, akademisi, tenaga ahli, hingga dunia usaha untuk membantu kami dengan pendekatan nutrisi, sanitasi, dan edukasi," katanya.

Berli menilai, program pencegahan stunting yang efektif harus mencakup Intervensi Gizi Spesifik (faktor nutrisi) dan Intervensi Gizi Sensitif (faktor lingkungan). Keduanya, harus berjalan secara bersamaan dan konsisten. Danone Indonesia sebagai perusahaan yang bergerak di bidang makanan dan minuman bernutrisi merupakan pelopor inisiatif pencegahan stunting terpadu dan berkelanjutan melalui program-program unggulan dan kegiatan edukasinya.

Menurut Barli, sampai dengan tahun 2023, program terpadu dan berkelanjutan akan diadakan di 14 kabupaten/ kota prioritas pencegahan stunting Jawa Barat. Sebagai permulaan, kegiatan “Bersama Danone Cegah Stunting” akan dimulai di Desa Kebonpedes, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada Rabu, 13 November 2019 dan dihadiri oleh sekitar 2.000 masyarakat.

Berli berharap, upaya pencegahan stunting secara terpadu bekerjasama dengan Danone Indonesia akan menjadi salah satu langkah kongkret pemerintah Jawa Barat untuk mencegah stunting secara berkesinambungan di tingkat masyakarat. "Sehingga dapat terwujud masyarakat yang juara lahir dan batin, termasuk di bidang kesehatan anak-anak sebagai fondasi kehidupan yang lebih baik di masa depan," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement