Senin 11 Nov 2019 13:41 WIB

1,35 Juta Anak Usia Sekolah di NTT Masuk Bonus Demografi

Bonus demografi perlu dipersiapkan secara baik.

Gubernur Nusa Tenggara Timur Victor Bungtilu Laiskodat (kiri) bersama Wakil Gubernur Josef Nae Soi (kanan) melakukan salam komando usai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/9).
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Gubernur Nusa Tenggara Timur Victor Bungtilu Laiskodat (kiri) bersama Wakil Gubernur Josef Nae Soi (kanan) melakukan salam komando usai pelantikan di Istana Negara, Jakarta, Rabu (5/9).

REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG -- Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat mengatakan 1,35 juta anak bersekolah di 7.657 satuan pendidikan formal masuk dalam bonus demografi pada 2030 di provinsi berbasis kepulauan itu. Viktor dalam sambutannya yang dibacakan Asisten Perekonomian dan Pembangunan, Setda NTT, Samuel Rebo ketika membuka kegiatan lokakarya tahap III penyusunan grand design pendidikan dan kebudayaan Provinsi NTT tahun 2020-2030 di Kupang, Senin (11/11) mengatakan, 1,35 juta anak berusia sekolah di NTT akan memasuki usia produktif, yaitu 15-64 tahun pada 2030, sehingga bonus demografi perlu dipersiapkan secara baik.

Gubernur mengatakan, sangat penting memastikan bahwa anak-anak generasi emas NTT memiliki kemampuan dan daya saing yang baik. Mereka akan menghadapi dunia kerja global abad 21 seperti digaungkan pemerintah NTT yaitu "NTT Bangkit Menuju Sejahtera", khususnya dalam bidang pembangunan sumber daya manusia (SDM).

Baca Juga

"Kita harus berkomitmen untuk mewujudkan agar 1,35 juta anak NTT masuk dalam kelompok bonus demografi melalui sinergi bersama dalam kerangka grand design pendidikan dan kebudayaan Provinsi NTT dalam membangun sektor pendidikan," kata Viktor.

Sehingga dia berharap Dinas Pendidikan di 22 kabupaten/kota serta 7.657 kepala sekolah dan 92.448 orang guru untuk memberikan perhatian serius terhadap proses pembelajaran.

Dia mengatakan, pemerataan akses dan peningkatan mutu pembelajaran terhadap siswa di daerah-daerah pedalaman harus mendapat layanan dan akses yang sama seperti di daerah perkotaan. Ia mengatakan, Grand Design Pendidikan dan kebudayaan NTT itu sangat penting dilakukan mengingat lambannya peningkatan indeks pembangunan manusia (IPM) dari tahun ke tahun, rendahnya mutu hasil pembelajaran siswa kendati terdapat 1,35 juta siswa berada di sekolah.

Selain itu, menurut Viktor masih mutu asupan gizi juga rendah. Sehingga berkontribusi pada rendahnya mutu pembelajaran siswa dan tingginya disparitas antara anak yang terkena kekerdilan.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement