REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Pemerintah Kota Medan membentuk Tim Khusus Terpadu (TKT) untuk menangani permasalahan ratusan bangkai babi yang ditemukan di sejumlah sungai di Kota Medan. Plt Wali Kota Medan, Sumatra Utara Akhyar Nasution berharap dengan adanya TKT tersebut dapat menyelesaikan masalah yang belakangan menjadi topik perbincangan masyarakat itu.
"Diharapkan tim yang dibentuk ini dapat saling berkoordinasi dan bersinergi dalam menyelesaikan masalah tersebut," katanya dalam rapat koordinasi yang digelar di Ruang Rapat II, Balai Kota Medan, Ahad (10/11).
Akhyar menginstruksikan seluruh jajarannya menangani persoalan bangkai babi ini dengan serius. Dia mengatakan tidak ingin hal tersebut menimbulkan keresahan.
"Ini menjadi masalah serius dan perlu koordinasi dari kita semua. Apalagi kejadian ini telah menjadi konsumsi pemberitaan di tingkat nasional. Oleh karenanya, perlu penanganan ekstra sebagai bentuk tanggung jawab kita sebagai pemerintah," ujarnya.
Akhyar juga berharap tim dapat berkoordinasi dengan polisi guna mengusut kronologi kejadian serta oknum yang sengaja membuang bangkai babi tersebut. "Hingga saat ini aroma busuk yang ditimbulkan dari bangkai babi tersebut cukup mengganggu warga. Untuk itu, lakukan koordinasi dan usut tuntas masalah ini," ujarnya.
Hadir dalam rapat tersebut Asisten Ekonomi dan Pembangunan (Ekbang) Khairul Syahnan, Asisten Pemerintahan (Aspem) Musadad Nasution, dan seluruh pimpinan OPD dan camat. Sebelumnya, Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Sumatra Utara mencatat ada 11 Kabupaten/Kota yang terkena wabah virus hog cholera, yaitu Dairi, Humbang Hasundutan, Deli Serdang, Medan, Karo, Toba Samosir, Serdang Bedagai, Tapanuli Utara, Tapanuli Tengah, Tapanuli Selatan, dan Samosir.
Dari 11 kabupaten/kota tersebut sebanyak 4.682 ekor babi dilaporkan mati akibat virus ini. Hingga kini, Pemprov Sumut bersama pemerintah daerah berupaya keras menangani masalah tersebut.