Ahad 10 Nov 2019 17:00 WIB

Bawaslu Solo Genjot Keterwakilan Pegawas Perempuan 30 Persen

Dari jumlah 421.999 DPT, jumlah pemilih perempuan wilayah Solo mencapai 216.962 DPT.

Rep: Binti Sholikah/ Red: Friska Yolanda
Pedagang melewati jajaran poster Pilkada Damai 2018 yang dipajang di kawasan Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Senin (25/6).
Foto: Antara/Maulana Surya
Pedagang melewati jajaran poster Pilkada Damai 2018 yang dipajang di kawasan Pasar Gede, Solo, Jawa Tengah, Senin (25/6).

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Kota Solo mendorong keterwakilan perempuan ikut menjadi anggota Pengawas Pemilihan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2020 mendatang. Salah satu upaya yang ditempuh dengan menggenjot sosialisasi kepada komunitas perempuan. Upaya sosialisasi di antaranya melalui kegiatan Pembinaan kader anti politik uang pada Pertemuan PKK Karangasem Kecamatan Laweyan, Solo, Ahad (10/11).

Anggota Bawaslu Solo, Poppy Kusuma Nataliza, mengatakan, dalam satu pekan ke depan Bawaslu Solo mempersiapkan rekrutmen pengawas pemilu tingkat kecamatan (Panwascam). Hal itu bersamaan mulai berjalannya tahapan Pilkada 2020 yang harus segera diawasi sesuai tahapan.

Baca Juga

"Sesuai tahapan, maka akhir November ini kami harus melakukan pengumuman untuk perekrutan pengawas di tingkat Kecamatan. Hal ini sesuai Keputusan Ketua Bawaslu RI Nomor 0883 Tahun 2019 tentang Pedoman Pelaksanaan Pembentukan Panwas Kecamatan tahun 2019," kata Poppy seperti dalam siaran pers.

Dia menyatakan, Bawaslu Solo saat ini tengah menggenjot sosialisasi perekrutan pengawas terutama di kalangan perempuan. Target 30 persen keterwakilan perempuan dinilai perlu, terlebih jumlah daftar pemilih tetap (DPT) pada pemilu 2019 di Kota Solo sebanyak 51,4 persen juga dari kalangan perempuan. Data KPU Solo menyebutkan dari jumlah 421.999 DPT, jumlah pemilih perempuan wilayah Solo mencapai 216.962 DPT.

Poppy menambahkan, selain pertemuan langsung dengan warga, sosialisasi juga akan dilakukan melalui berbagai media sosial maupun web milik Bawaslu Solo.

"Pada Pemilu 2019 lalu jumlah pengawas tingkat kecamatan maupun kelurahan dari perempuan belum mencapai 30 persen. Untuk pilkada kali ini akan kami upayakan agar kaum perempuan bisa memenuhi keterwakilannya di angka tersebut," terang Poppy.

Ketua Bawaslu Solo Budi Wahyono menyebutkan kaum perempuan dinilai efektif dalam penanggulangan berita yang mengandung isu suku agama ras dan antargolongan (SARA), hoaks, hingga ujaran kebencian. Sebab, tak sedikit dari kaum perempuan saat ini merupakan pegiat atau aktif di media sosial.

"Jika kaum perempuan ini kita optimalkan saya meyakini berbagai ujaran kebencian, SARA dan hoaks bisa ditanggulangi sejak dini. Selain lebih aktif dalam dunia maya, saat ini jumlah perempuan sebagai pemilih di Kota Solo juga lebih banyak daripada laki-laki," ucap Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement