Sabtu 09 Nov 2019 14:38 WIB

Jajal Dodol Kentang Sampai Parfum Kopi di Tour de Singkarak

Panitia TdS memanfaatkan keramaian dengan pameran UMKM yang digerakkan warga Kerinci.

Rep: Febrian Fachri/ Red: Gita Amanda
Produk dodol Kentang yang dipamerkan di Tour de Singkarak etape VII di Kabupaten Kerinci, Jumat (8/11)
Foto: Republika/Febrian Fachri
Produk dodol Kentang yang dipamerkan di Tour de Singkarak etape VII di Kabupaten Kerinci, Jumat (8/11)

REPUBLIKA.CO.ID, KERINCI -- Untuk pertama kalinya tahun ini Tour de Singkarak melintasi Provinsi Jambi. Pada Jumat (8/11), TdS di Jambi dimulai dari etape VII yang melintasi Kayu Aro menuju Dermaga Danau Kerinci. Satu lagi lintasan di Jambi adalah untuk etape VIII dari Kota Sungai Penuh menuju Kota Painan, Kabupaten Pesisir Selatan, Sumbar.

Dermaga Danau Kerinci menjadi satu-satunya lokasi finish di Jambi. Karena itu, penonton di Dermaga Danau Kerinci membludak. Panitia TdS Kerinci memanfaatkan keramaian itu dengan pameran UMKM yang digerakkan warga Kerinci. Di Dermaga Kerinci panitia mendirikan tenda khusus untuk pameran UMKM.

Baca Juga

Salah satu produk yang cukup menarik adalah parfum kopi. Parfum yang dibuat dari bahan dasar kopi. Zulkifli (46 tahun) mengatakan ia sudah sembilan bulan menjual parfum kopi. Ada parfum untuk badan, ada juga parfum untuk mobil. Satu paket dijual seharga Rp 25 ribu.

"Parfum kopi asli Kerinci. Kopinya dari Kopi Robusta. Cairannya dari ekstrak kopi asli," kata Zulkifli kepada Republika. Zul menyebut usahanya ini sudah didukung pemerintah dalam hal permodalan. Ia berharap parfum kopi ini dapat menembus pasar nasional sampai internasional.

Warga Kerinci menciptakan parfum aroma kopi karena Kerinci memang termasuk daerah yang kaya dengan kopi dengan kualitas tinggi. Karena merupakan daerah ketinggian yang cocok dengan tanaman kopi.

photo
Pembalap Tour de Singkarak melintasi Kebun Teh di Kabupaten Kerinci di etape VII Tour de Singkarak 2019, Jumat (8/11)

Selain itu, ada juga stan yang memamerkan dan menjual dodol kentang. Desi (40 tahun) warga Desa Lubuk Bagodang, Kabupaten Kerinci mengatakan proses pembuatan dodol kentang tak jauh beda dengan dodol lainnya. Kentang asli dari hasil pertanian warga Kerinci direbus dengan air. Setelah direbus, kentang digiling sampai halus.

Kemudian kentang tersebut dicampur dengan kelapa parut, gula pasir atau gula aren. Ada banyak warna yang disajikan. Warna merah adalah dodol kentang yang dicampur rasa stroberi, warna hijau dicampur pandan, kuning dicampur nanas dan warna lainnya. Setelah semua bahan dipadukan barulah dodol dijemur sampai kenyal.

"Ada banyak warna. Jadi pembeli bisa menyesuaikan dengan selera," ujar Desi.

Desi menyebut warga Kerinci sudah membuat dodol kentang sejak 1994. Ia menyebut sudah banyak pembeli dari luar Jambi yang memesan atau membeli langsung dodol kentang ke Kerinci. Desi menyebut warga Kerinci sudah memasarkan dodol kentang sampai ke Malaysia, Vietnam dah sejumlah negara lainnya.

Desi menyebut pemerintah Kerinci mendukung usaha dodol kentang ini dalam berbagai hal. Seperti penyediaan modal, pendampingan usaha sampai membantu promosi dan pemasaran. Sebelum ada bantuan dari pemerintah kata Desi, warga membuat usaha dodol kentang secara mandiri. Walau rasa dodol kentang bisa diadu, namun mereka terkendala jumlah produksi dan cakupan pemasaran.

Kemudian ada lagi produk UMKM Lemang Kantong Semar. Warga Kerinci menyebur makanan ini dengan Kerincung Beruk atau Telinga Beruk. Lemang dari beras pulut direbus dan dimasukkan ke dalam Kantong Semar. Memakannya dicampur dengan kuah sarikaya supaya manis.

Eti Hermita (46) penjual Lemang Kantong Semar menyebut lemang adalah cemilan yang pas untuk disantap sore hari sambil menyeruput kopi. Eti menyebutkan harga satu buah lemang dipatok Rp 5 ribu untuk satu porsi. Peminat juga bisa membeli lemang dengan porsi besar satu nampan dengan harga Rp 500 ribu. Lemang paket satu nampan ini biasanya dipesan untuk disajikan di acara-acara besar. "Lemang Kerincung Beruk. Ini makanan yang dijamin enak," ujar Eti.

Bupati Kerinci Adirozal mengatakan Pemkab memperjuangkan kehadiran TdS di Kerinci sebagai salah satu upaya untuk lebih memajukan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Kerinci saat ini berada di angka 6.68 persen. Tahun depan, Adirozal menghimbau kepada seluruh masyarakat untuk membuat kerajinan tangan dan menjual berbagai macam jenis kuliner yang ada

“Ini untuk memajukan ekonomi Kerinci. Pertumbuhan ekonomi kita saat ini 6.68 persen. TdS sudah masuk. Tolong masyarakat buatlah suvenir dan kuliner lebih banyak dan beragam," kata Adirozal.

Sementara Race Director Tour de Singkarak Jamaluddin Mahmood mengaku sangat takjub melihat tingginya animo masyarakat Kerinci menyambut dan melihat TdS. Jamal berani mengataian etape VII ini bisa dibilang etape paling meriah sepanjang TdS tahun ini.

Jamal menyebut keramaian yang tercipta karena TdS ini bisa jadi kesempatan bagi warga lokal memajukan perekonomian. Apalagi TdS diikuti tim dan pembalap luar negeri membuka peluang produk lokal Kerinci menembus pasar internasional.

"Memang tujuan TdS tak hanya untuk balapan saja. Tapi membantu memajukan ekonomi daerah yang dilalui," ucap Jamal.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement