REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sekretaris Provinsi DKI Jakarta Saefullah mengatakan, kajian terkait efek penyelenggaraan Jakarta E-Prix atau Formula E tahun 2020 akan segera disampaikan ke DPRD. Menurutnya, hasil kajian akan memuat efek domino dari penyelenggaraan Formula E.
"Nanti ada kajiannya akan kita sampaikan kalau dipertanyakan di dewan," kata Saefullah saat diminta tanggapan penolakan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk kegiatan itu di Balai Kota Jakarta, Jumat.
Saefullah menjelaskan, efek domino dari penyelenggaraan Formula E di antaranya ialah meningkatkan pendapatan dunia usaha. Ia memperkirakan hotel, pusat perbelanjaan, hingga UMKM akan merasakan dampak positifnya.
"Mereka bayar pajak ke kita, seperti itu kemungkinan efeknya," ujarnya.
PT Jakarta Propertindo (Jakpro) telah mengusulkan anggaran Rp 767 miliar pada Penyertaan Modal Daerah (PMD) APBD tahun 2020 untuk penyelenggaraan Jakarta E-Prix atau Formula E tahun 2020. Terkait usulan itu, Fraksi PSI di DPRD DKI Jakarta meminta Pemprov DKI Jakarta membatalkan rencana penyelenggaraan balap mobil listrik Formula E pada 2020.
Anggota Fraksi PSI Anthony Winza Probowo menyatakan penyelenggaraan Formula E akan menghabiskan anggaran triliunan rupiah hanya untuk beberapa hari saja. Ia menilai, Formula E tidak jelas tujuan serta asas manfaatnya di tengah defisit anggaran.
"Fraksi PSI meminta Formula E dibatalkan sampai ada paparan lengkap serta kajian mendalam dan meyakinkan dari Gubernur dan jajarannya," kata anggota DPRD DKI dari Fraksi PSI Anggara Wicitra Sastroamidjojo.
DKI Jakarta telah dipastikan akan menggelar kejuaraan balap mobil Formula E selama lima tahun berturut. Balapan mobil listrik ini disebut baru akan mendapatkan untung di tahun keempat penyelenggaraan.
Direktur Kejuaraan Formula E Alberto Longo mengakui bahwa di tahun pertama dan kedua, penyelenggara atau tuan rumah mengeluarkan biaya yang tidak sedikit untuk berinvestasi mempersiapkan balapan. Ia mengatakan, mengingat Indonesia baru memulainya maka akan banyak pengeluaran pada beberapa tahun awal.
"Namun, pengeluaran akan semakin kecil seiring terus dilakukannya evaluasi dan dipelajari bagaimana polanya hingga pada tahun keempat mungkin sudah bisa untung dan tahun kelima untung besar," kata Longo di Jakarta, Jumat (16/8).
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan meski tidak langsung untung di tahun pertama, ia yakin Formula E akan positif bagi Jakarta.
Anies menjelaskan bahwa dengan menggelar Formula E, Jakarta ingin memperbaiki lingkungan hidup dengan berkampanye penggunaan kendaraan berenergi ramah lingkungan, termasuk listrik, sekaligus menggerakkan perekonomian di Jakarta dan menempatkan Jakarta dalam jajaran kota kelas dunia.
"Yang harus kita perhitungkan adalah bagaimana dampaknya bagi Jakarta sendiri," kata Anies.