Sabtu 09 Nov 2019 23:16 WIB

Gerakan Ekologi IMM Jaktim Temui Sudin Lingkungan Hidup

Pencemaran lingkungan di Ibu Kota berada dalam posisi memprihatinkan.

Rep: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)/ Red: suaramuhammadiyah.id (suara muhammadiyah)
Gerakan Ekologi IMM Jaktim Temui Sudin Lingkungan Hidup
Gerakan Ekologi IMM Jaktim Temui Sudin Lingkungan Hidup

JAKARTA, Suara Muhammadiyah – Pencemaran lingkungan di Ibu Kota berada dalam posisi memprihatinkan. Polusi udara misalnya, dalam beberapa waktu belakangan menjadi perhatian kalangan pemerhati lingkungan.

Meningkatnya tingkat pencemaran udara dari hari ke hari menjadi persoalan yang seolah tak terbendung. Belum lagi soal sampah dan limbah pabrik yang mencemari sungai-sungai, yang turut mengubah kualitas air. Perlahan namun pasti, baik secara langsung atau tidak, hal itu akan berdampak terhadap masyarakat.

Kondisi yang demikian menjadi perhatian Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadyah Jakarta Timur. PC IMM Jaktim menggelar Darul Arqom Madya (DAM) pada 31 Oktober-4 November 2019, di Kampus FFS UHAMKA, Jakarta, dengan mengangkat tema “Mengukuhkan Gerakan IMM  Jakarta Timur Guna Merekonstruksi Kesadaran dan Pergerakan Ekologi”. Ini merupakan wujud komitmen IMM Jaktim dalam merespons dan menggalakkan gerakan serta kesadaran ekologi.

Dalam perkaderan tingkat madya (lanjutan) tersebut, peserta yang merupakan kader IMM dari berbagai daerah itu mendapatkan berbagai materi yang berkaitan dengan lingkungan. Hal ini merupakan rangkaian agenda memperkaya wacana dan menumbuhkan kesadaran ekologi kepada peserta. Adapun sesi materi diisi oleh narasumber-narasumber yang mumpuni di bidangnya.

Di antaranya Salman Ahmad Ridwan (aktivis lingkungan hidup), Mubarok Ahmad (dosen filsafat UHAMKA dan kandidat doktor filsafat STF Driyarkara), Fajar (penulis buku Fiqih Air yang diterbitkan oleh Suara Muhammadiyah), Ki Bagus Hadi Kusumo (aktivis JATAM, komunitas lingkungan hidup yang fokus pada masalah tambang), Geger Riyanto (dosen sosiologi dan antropologi UI), Azrohal Hasan (pegiat sosial dan sekbid SPM DPP IMM), dan Saras Dewi (penulis buku Ekofenomenologi).

Cakung yang merupakan kawasan industri di Kotamadya Jakarta Timur dipilih sebagai tempat peserta DAM melakukan pengamatan dan analisis lingkungan. “Dari pengamatan lapangan itu, para peserta yang didampingi pengurus IMM Jaktim kemudian melakukan audiensi dengan Suku Dinas Lingkungan Hidup Kotamadya Jakarta Timur,” kata Immawan Haekal, ketua umum PC IMM Jaktim, Senin (4/11).

Permasalahan yang didapatkan peserta DAM IMM Jakarta Timur, kata dia, di antaranya terkait pengelolaan limbah pabrik yang bermasalah. “Limbah itu mengakibatkan polusi yang merusak udara dan limbah cair yang mencemari air sungai,” ujarnya.

“Maka, berdasarkan permasalah-permasalah yang ditemukan oleh peserta Darul Arqam Madya Jakarta Timur, disampaikan kepada Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Timur untuk kemudian bisa diselesaikan dan dikawal bersama,” katanya menegaskan.

Selain itu, Lisa Nur Hikmawati selaku instruktur DAM mengungkapkan, masalah lingkungan bukan hanya bicara soal alam tapi juga bicara masalah kesejahteraan masyarakat. “Dan, mengubah antroposentris menjadi biosentris bukanlah hal yang mudah, tapi bukan berarti itu tak bisa dilakukan,” katanya. (IMM Jaktim/Riz)

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan suaramuhammadiyah.id. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab suaramuhammadiyah.id.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement