Kamis 07 Nov 2019 19:36 WIB

Potret Akrab Aparat dan Masyarakat di TMMD Soppeng

Pelaksanaan TMMD bisa melestarikan gotong royong.

Rep: Erik Purnama Putra/ Red: Muhammad Hafil
Babinsa, Babinkabtimnas, tokoh masyarakat, dan siswa SMA ikut cerdas cermat di Lapangan Hj. Andi Besse, Desa Panincong, Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng.
Foto: Erik Purnama Putra/Republika
Babinsa, Babinkabtimnas, tokoh masyarakat, dan siswa SMA ikut cerdas cermat di Lapangan Hj. Andi Besse, Desa Panincong, Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng.

REPUBLIKA.CO.ID, SOPPENG -- Pada siang itu, medio pertengahan Oktober 2019, puluhan warga berkumpul di Balai Desa Patampanua, Kecamatan Marioriawa, Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan. Bapak-bapak dan ibu-ibu terlihat dengan saksama mendengarkan pemaparan pemateri yang disampaikan petugas dari Kodim 1423/Soppeng dan Polres Soppeng.

Acara penyuluhan tentang keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) tersebut merupakan rangkaian kegiatan nonfisik Satuan Tugas (Satgas) TNI Manunggal Masuk Desa (TMMD) ke-106 yang diadakan di Kabupaten Soppeng. Terlihat jelas, kolaborasi TNI-Polri bersama warga menyatu dalam kegiatan tersebut. 

Baca Juga

Kaur Bin Ops (KBO) Satuan Pembinaan Masyarakat (Binmas) Polres Soppeng, Ipda Asep Sibli mengingatkan, warga untuk berpartisipasi aktif dalam pemeliharaan kamtibmas agar Desa Patampanua terhindar dari gangguan apapun. Meski kamtibmas merupakan salah satu tugas kepolisian, namun warga diajak untuk lebih peduli terhadap keamanan lingkungan sekitar.

Menurut Asep, setiap individu maupun kelompok masyarakat wajib memberi teladan yang baik bagi lingkungan sekitarnya agar tercipta kehidupan harmonis. Asep menyampaikan, salah satu keberhasilan menjaga kamtibmas juga berkat terwujudnya sinergitas antara Polri dan TNI di Kabupaten Soppeng. “(Kamtibnas) wilayah Kabupaten Soppeng saat ini sangat baik, semoga menjadi contoh wilayah lain,” ucap Asep.

Perwira Seksi Teritorial (Pasiter) Kodim Soppeng, Kapten Irfan Nasir mengatakan, masyarakat Kabupaten Soppeng selama ini memiliki ciri beradat dan beradab, serta berbudaya. Dengan tetap terjaganya adat istiadat maka kebersamaan dan kekeluargaan di lingkungan masyarakat dapat terpelihara dengan baik. Irfan merasa senang lantaran masyarakat bisa hidup rukun dan damai, sehingga kamtibmas terwujud dengan sendirinya. 

Irfan menuturkan, diadakannya program TMMD ke-106, yang melibatkan TNI tiga angkatan, dibantu Polri, didukung Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Soppeng, serta melibatkan masyarakat sekitar yang rela gotong royong menandakan terjalinnya hubungan baik antaraparat maupun aparat dengan masyarakat. “Kalau ada dari wilayah lain yang mau melihat sinergitas, soliditas, solidaritas aparat TNI-Polri bersama pemda dan masyarakat, lihat lah di Soppeng,” ucap Irfan.

Program penyuluhan kamtibmas tersebut merupakan salah satu program nonfisik dalam TMMD ke-106 di Kabupaten Soppeng yang berlangsung pada 2-31 Oktober 2019. Republika berkesempatan mengikuti program itu dengan meninjau langsung kegiatan fisik dan nonfisik yang dikerjakan Satuan Tugas (Satgas) TMMD selama dua hari pada pertengahan Oktober lalu. Untuk nonfisik, selain penyuluhan kamtibnas, juga diadakan pelatihan bela negara, peraturan baris-berbaris, pengobatan massal, penyuluhan kesehatan, penyuluhan disiplin berlalu lintas, penyluhan pertanian, belajar mengaji, hingga cerdas cermat yang setiap kelompok terdiri babinsa, bhabinkamtibmas, kepala desa, tokoh masyarakat, dan siswa SMA.

Adapun sasaran fisik, meliputi normalisasi Sungai Kawerang sepanjang 4,6 kilometer (km), pengerasan jalan penghububung Desa Panincong-Patampanua-Tellulimpoe sepanjang 3 km, serta pendirian Masjid Nurul Jannah di Kampung Abbanuange, Desa Sering, Kecamatan Donri-Donri. Saat pendirian fondasi Masjid Nurul Jannah, beberapa personel kepolisian memakai pakaian dinas harian (PDH) dibantu anggota TNI memakai kaus loreng, dibantu para tukang, saling membahu dan bekerja keras memastikan bangunan kuat berdiri. 

Selain itu, juga ada sasaran tambahan berupa pembuatan jalan dan renovasi sumber air panas Bebbae di Desa Patampanua, Kecamatan Marioriawa. Semua proyek itu dikerjakan bersama-sama oleh sekitar 110 personel Satgas TMMD, yang terdiri Kodim Soppeng, Yonif Raider 700/WYC, Yonkav 10/MG, Yonzipur 8 SMG, Yonarhanud 4/AAY, Denzibag Bone, Lantamal VI Makassar, Koopsau II, dan Polres Soppeng. Memang program TMMD didominasi prajurit TNI AD, namun kontribusi TNI AU dan TNI AL, serta kepolisian tidak bisa dinafikan begitu saja.

Kepada Republika, Irfan menuturkan, kebersamaan TNI-Polri terus terjalin bersama masyarakat sejak upacara pembukaan dan penutupan TMMD, serta rangkaian program nonfisik yang melibatkan personel Polres Soppeng maupun Polsek Marioriawa. Bahkan, untuk mengakrabkan aparat TNI, kepolisian, dan masyarakat, Satgas TMMD pada 13 Oktober lalu, mengadakan rekreasi bersama ke Taman Wisata Kawah Air Panas Lejja di Desa Bulue, Kecamatan Marioriawa. "Terima kasih kepada Polres Soppeng yang sudah mendukung personel dan kendaraan angkut yang nyaman bagi Satgas dan keluarga asuh," ucap Irfan.

photo
Personel TNI AD dan kepolisian meninjau pembangunan Masjid Nurul Jannah di Kampung Abbanuange, Kecamatan Donri-Donri, Kabupaten Soppeng.

Kepala Desa (Kades) Panincong, Andi Mardiana menuturkan, ia merasa bangga wilayahnya menjadi tempat yang dipilih untuk lokasi TMMD. Sebagai tuan rumah yang baik, ia mengaku, selalu hadir selama sebulan penuh untuk meninjau lokasi proyek. Tidak lupa pula, ia mengapresiasi kekompakan aparat TNI dan Polri, bersama warga desanya yang terlibat dalam proyek pengerasan jalan maupun pembangunan sarana infrastruktur menuju mata air panas Babbae.

Dia berharap, kekompakan aparat bersama masyarakat dapat terus terjalin, meski program TMMD berakhir. Mardiana juga menegaskan, program itu benar-benar dirasakan manfaatnya oleh warga Desa Panincong. "Yang normalisasi sungai ini bagus untuk perairan persawahan. Kalau pengerasan jalan ini juga dilebarkan jadi dulu itu sempit sekarang bisa dilewati mobil dan jalannya tak lagi berlubang," kata Mardiana yang tak pernah absen hadir di lokasi TMMD.

Mardiana menuturkan, setidaknya sekitar 20 warganya selalu ikut mendampingi Satgas TMMD. Menurut dia, warga merasa perlu ikut gotong royong lantaran merasakan dampak pembangunan yang diinisiasi oleh Kodim Soppeng. Yang membuatnya terharu, personel TNI yang didatangkan dari Makassar selama sebulan penuh tinggal di rumah warga, yang juga menyediakan makan tiga kali sehari. Sehingga antara warga yang menjadi orang tua asuh sementara dan aparat terjalin ikatan persaudaraan yang kuat. "Warga banyak ikut kerja bakti sejak pra-TMMD. Itu artinya program ini membawa dampak kebaikan bagi masyarakat," ucap Mardiana.

Bupati Kabupaten Soppeng Andi Kaswadi Razak mengatakan, pelaksanaan TMMD bisa melestarikan budaya gotong royong, karena melibatkan TNI, kepolisian, dan masyarakat. Dia meyakini, proyek yang dikerjakan dapat membantu akselarasi pembangunan agar dapat terwujud kesejahteraan masyarakat. Selain itu juga meningkatkan wawasan bela negara masyarakat dalam rangka menjaga keutuhan NKRI. "Kepada seluruh prajurit dan semua pihak yang terlibat dalam kegiatan ini, jalin kekompakan agar melaksanakan TMMD dengan penuh tanggung jawab," kata Kaswadi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement