Selasa 05 Nov 2019 12:58 WIB
Empat Tahun Program Tol Laut

Pelni Angkut 40.310 Ekor Sapi dari NTT ke Jakarta

Kebutuhan daging di wilayah Jakarta sebesar 600 hingga 800 sapi per hari.

 Untuk memenuhu kebutuhan daging wilayah Jakarta, Pelni telah mengangkut 40.310 ekor sapi dari NTT ke Jakarta.
Foto: Foto: Humas Ditjen Hubla
Untuk memenuhu kebutuhan daging wilayah Jakarta, Pelni telah mengangkut 40.310 ekor sapi dari NTT ke Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Penugasan Program Kapal Tol Laut dari Pemerintah kepada PT (Persero) Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) Senin (4/11), telah menginjak usia empat tahun sejak diluncurkan pada 4 November 2015 di Tanjung Priok, Jakarta. Khusus untuk angkutan hewan ternak sapi, Pelni telah mengakut sebanyak 40.310 ekor sapi dari NTT ke Jakarta.

Awal pelaksanaan program pemerintah tersebut direalisasikan dengan mengoperasikan 3 trayek Tol Laut dari Tanjung Priok - Biak dan Tanjung Perak, Surabaya menuju NTT dan NTB, serta Tanjung Priok – Natuna.

photo
PT (Persero) Pelni mengangkut 40.310 ekor sapi dari NTT ke Jakarta. (Foto: Humas Ditjen Hubla)

“Selama 4 tahun mengoperasikan kapal ternak, Pelni telah menjalankan total 84 voyage dengan muatan sebanyak 40.310 ekor sapi dari Kupang menuju Tanjung Priok untuk kemudian didistribusikan ke wilayah Jabodetabek dan Bandung,” kata Kepala Kesekretariatan Perusahaan PT PELNI (Persero), Yahya Kuncoro, dalam keterangannya yang diterima Republika.co.id, Selasa (5/10).

Kapal ternak yang ditugaskan kepada Pelni bertujuan untuk memenuhi supply kebutuhan daging di DKI Jakarta dan wilayah lainnya (Jabodetabek). “Kebutuhan daging hampir terpusat di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, dan Bandung dengan konsumsi tertinggi di Jabodetabek,” tambahnya.

Sebagai gambaran, kebutuhan akan daging di wilayah Jakarta sebesar 600 hingga 800 sapi per hari. Dari total kebutuhan tersebut, PD Dharmajaya - Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) DKI Jakarta hanya mampu memasok 350 ekor sapi per bulan atau hanya 30 persen dari total kebutuhan. Sisanya harus di-supply dari wilayah Jawa Tengah, Jawa Timur, Jawa Barat, dan NTT, bahkan impor baik itu dalam bentuk sapi hidup maupun daging segar.

Dengan hadirnya kapal khusus ternak, kata Yahya, juga membantu menjaga kualitas hewan ternak. Hal tersebut karena kapal didesain dengan memperhatikan prinsip animal welfare yang dapat meminimalkan penyusutan bobot ternak sebesar 8-10 persen dan mengurangi tingkat stress hewan. 

Berbeda saat hewan ternak diangkut dengan kapal kargo. Kata Yahya, cara muat dan bongkar hewan ternak ke atas kapal dapat membuat hewan ternak menjadi stress dan mengurangi bobot hewan antara 13-20 persen. "Hal tersebut merugikan peternak dan pedagang, karena risiko hewan sakit dan mengurangnya bobot dapat menyebabkan tengkulak akan membeli sapi dengan harga murah," ungkapnya.

Kapal ternak berlayar dengan jadwal yang tetap dan teratur, sehingga memiliki kepastian waktu bagi peternak untuk mempersiapkan dan mengirimkan hewan ternak. Kondisi kesehatan hewan juga terjamin sampai ke pelabuhan tujuan. Untuk meningkatkan distribusi ternak melalui angkutan laut dan pemenuhan kebutuhan daging di wilayah konsumen, maka pada Tahun Anggaran 2018 Pemerintah telah menyelesaikan 5 kapal baru. Sehingga pada tahun tersebut, Pemerintah dapat menyelenggarakan 6 (enam) trayek kapal ternak dengan menggunakan 1 (satu) unit kapal ternak existing dan 5 (lima) unit kapal ternak baru. 

“Pelni bangga dapat menjadi bagian dari Program Tol Laut, sebuah program dari Pemerintah yang memiliki visi yang sangat mulia bagi masyarakat. Kami sendiri menjalankan program tersebut mulai dari penugasan 3 trayek di tahun 2015 yang lalu, hingga bertambah menjadi 6 trayek di tahun 2016, tahun 2017, dan 2018,” ujar Yahya.

Sebagai operator, Pelni tidak bergerak sendiri. Program Tol Laut tersebut juga melibatkan beberapa BUMN lainnya seperti ASDP, Indonesia Ferry, dan Djakarta Lloyd, serta perusahaan pelayaran swasta. Selain berkembang secara rute, Program Tol Laut juga berkembang tidak hanya mengangkut kontainer saja, tetapi juga megangkut hewan ternak. Terkait hal tersebut, Pelni kembali diberikan penugasan oleh Pemerintah untuk mengoperasikan KM Camara Nusantara 1 dari Kupang, NTT menuju Tanjung Priok, Jakarta untuk mengangkut hewan (sapi) sejak 10 November 2015.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement