REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Expo Keanekaragaman Hayati Nusantara untuk pertama kalinya bakal digelar pada Jumat 8 November mendatang. Ekspo bakal dibuka selama satu bulan penuh hingga 8 Desember 2019. Ditargetkan, pameran ribuan keanegaramanan hayati lokal ini dapat mendatangkan 150 ribu pengunjung.
"Target pengunjung sebanyak-banyakanya, terutama dari generasi muda. Kita targetkan minimal ada 150 ribu pengunjung yang bisa hadir. Beberapa sekolah juga akan datang untuk mengikuti edukasi pengelolaan lingkungan," kata Kepala Biro Hubungan Masyarakat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, Djati Witjaksono Hadi dalam konferensi pers di Manggala Wanabakti, Senin (4/11).
Djati mengatakan, untuk target transaksi, pihaknya belum menetapkan target khusus karena expo keanekaragaman hayati merupakan kali pertama digelar. Pihaknya berharap agar ekspo semacam itu dapat terus dilakukan di tahun-tahun yang akan datang.
Djati menjelaskan, dibukanya Expo Kehati dalam rangka memperingati Hari Cinta Puspa Satwa Nasional (HCPSN) yang jatuh setiap tanggal 5 November. Peringatan HCPSN dimulai sejak tahun 1993 untuk mengingatkan masyarakat agar selalu menjaga kelestarian dan fungsi lingkungan.
Direktur Konservasi dan Keanekaragaman Hayari, KLHK, Indra Exploitasia, mengatakan hal utama yang ditargetkan dari Expo Keanekaragaman Hayati Nusantara adalah edukasi masyarakat agar ikut menjadi aktor dalam konservasi.
"Banyak hal yang bisa kita pelajari agar kita bisa membuat lestari habitat-habitat di alamnya. Ini yang penting agar bagaimana kita melindungi ancaman kepunahan habitat yang ada," kata Indra.
Ia menuturkan, KLHK saat ini masih terus melakukan upaya peningkatan populasi satwa-satwa yang terancam dari kepunahan. Seperti misalnya hewan elang Jawa dan badak Jawa. Namun, tanpa peran serta dari masyarakat, sulit bagi pemerintah untuk melakukan peningkatan populasi.
Oleh karena itu, lewat ajang Expo Keanekaragaman Hayati Nusantara, edukasi menjadi bobot sukses tidaknya acara tersebut.