GUNUNGKIDUL, Suara Muhammadiyah-Musim kemarau yang terjadi beberapa bulan ini mengakibatkan telaga dan sumber mata air yang selama ini menjadi tumpuhan kehidupan warga mulai mengering, terutama di beberapa Kecamatan di Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta.
“Sudah sejak bulan Juni sampai awal Nopember ini kami kesusahan mendapatkan air bersih untuk kebutuhan sehari-hari,” ujar anggota Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Muhammadiyah (LazisMu) Saptosari, Tujiyanto.
“Kami sudah mengebor sedalam 115 meter, tetapi belum terlihat tanda-tanda sumber mata air akan keluar,” ujarnya. “Bahkan ada beberapa warga harus memasukkan batu tawas ke dalam air bekas cuciannya, agar bisa di gunakan kembali untuk mencuci yang kedua kali,” lanjutnya.
Menurutnya, tidak sedikit warga yang hampir tiga sampai empat hari rela tidak mandi agar persediaan airnya bisa digunakan untuk minum keluarga dan ternaknya. Ini dikarenakan kondisi kekeringan di wilayahnya yang sudah sangat parah.
Berangkat dari kepedulian tersebut, siswa kelas 2 SD Muhammadiyah Condongcatur, Depok bekerja sama dengan Lembaga Amil Zakat Infaq dan Sedekah Muhammadiyah (LazisMu) Depok menyalurkan bantuan air bersih untuk warga masyarakat Gunungkidul yang terdampak kekeringan.
Bantuan air bersih kali ini di salurkan di beberapa desa di kecamatan Saptosari, Gunungkidul. Atas bantuan itu, warga masyarakat sangat berterima kasih atas penyaluran bantuan air bersih dari siswa kelas 2 SD Muhammadiyah Condongcatur, Depok.
“Kami sangat bersyukur dan berterima kasih atas bantuannya,” ungkap warga Saptosari, Hardi. (AK)