Jumat 01 Nov 2019 09:05 WIB

UMKM Cirebon Minim Penguasaan Teknologi Digital

Saat ini ada 2.528 UMKM aktif di Kota Cirebon

Rep: ayobandung.com/ Red: ayobandung.com
Acara 'Kopiwriting JNE' dengan program talkshow dan diskusi bertema Digitalisasi Dorong UMKM Lokal Tembus Pasar Internasional di Olive Bistro, Jalan Siliwangi, Kota Cirebon, Rabu (30/10) sore.
Acara 'Kopiwriting JNE' dengan program talkshow dan diskusi bertema Digitalisasi Dorong UMKM Lokal Tembus Pasar Internasional di Olive Bistro, Jalan Siliwangi, Kota Cirebon, Rabu (30/10) sore.

CIREBON, AYOBANDUNG.COM -- Tren perkembangan usaha mikro kecil menengah (UMKM) di Kota Cirebon diklaim meningkat. Sayang, penguasaan teknologi digital menjadi aral terbesar.

Kepala Bidang Koperasi dan UMKM Dinas Perindustrian Perdagangan Koperasi dan UMKM (Disperindagkop-UMKM) Kota Cirebon, Saefudin Jupri menyebutkan, sampai kini tercatat sedikitnya 2.518 UMKM di Kota Cirebon. Di luar itu, ada tambahan sekitar 34 UMKM selama empat bulan terakhir di tahun ini.

"Tren pertumbuhan UMKM di Kota Cirebon meningkat, terutama yang kecil-kecil (rumahan)," katanya di sela acara 'Kopiwriting JNE' dengan program talkshow dan diskusi bertema Digitalisasi Dorong UMKM Lokal Tembus Pasar Internasional di Olive Bistro, Jalan Siliwangi, Kota Cirebon, Rabu (30/10) sore.

Acara serupa sebelumnya digelar di kota lain, masing-masing Kota Bandung, Padang, Banjarmasin, Malang, dan Yogyakarta. Kota Cirebon menjadi kota keenam sekaligus kota terakhir dalam rangkaian yang digelar JNE bersama Kompasiana ini.

AYO BACA : Ekosistem Gojek Dukung Pendapatan Berkelanjutan Mitra Gojek dan Partner UMKM GoFood

Di antara para pelaku UMKM tersebut, diketahui sedikitnya 200 orang atau 12% di antaranya memanfaatkan teknologi digital dalam pemasaran produk masing-masing. Jumlah itu dinilai masih kecil di masa sekarang.

Jupri mengakui, masih minimnya penguasaan teknologi digital menjadi salah satu kendala terbesar para pelaku UMKM di Kota Cirebon.

"Rata-rata pelaku UMKM belum bisa menggunakan android (pada smartphone)," ujarnya.

Kondisi itu berpotensi membatasi ruang lingkup pemasaran produk UMKM Kota Cirebon, salah satunya melalui e-commerce. Jangankan pemasaran luar negeri, pemasaran nasional pun bisa jadi tak terjangkau.

AYO BACA : Tingkatkan Akses Pasar UMKM Lewat Spultura

Karenanya, digitalisasi menjadi hal penting untuk dipahami para pelaku UMKM. Untuk ini, pihaknya bersama instansi terkait lain tak jarang mengadakan pelatihan bagi para pelaku UMKM.

"Kami latih mereka memanfaatkan smartphone-nya untuk memasarkan produk lebih luas lagi melalui e-commerce," cetusnya.

Hasil pelatihan itu sendiri dinilainya cukup baik. Pada salah satu pelatihan ihwal e-commerce yang digelar pihaknya bersama Dinas Komunikasi Informasi dan Statistik (DKIS) Kota Cirebon selama empat bulan, para pelaku UMKM meraup omzet sekitar Rp1,7 miliar.

Dia meyakini, produk UMKM Kota Cirebon memiliki potensi untuk dipasarkan hingga keluar negeri. Namun, sejauh ini, baru komoditas batik dan rotan yang berhasil tembus pasar internasional.

"Produk lain belum bisa masuk ke luar negeri karena kebanyakan pelaku UMKM di Kota Cirebon berusaha di bidang kuliner," tuturnya seraya menyebutkan, 55% dari total UMKM di Kota Udang ini merupakan pelaku bidang kuliner.

AYO BACA : KPP Ciamis Bantu Lejitkan Omzet UMKM

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ayobandung.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ayobandung.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement