Selasa 29 Oct 2019 16:31 WIB

BNPB Tanggapi Opini Gempa Ambon karena Pengeboran Panas Bumi

Belum ada kajian yang memperlihatkan kegiatan pengeboran dalam memicu kejadian gempa.

Bangunan yang rusak akibat gempa bumi di wilayah Liang Ambon, Maluku, Jumat (27/9/2019).
Foto: dok. Humas BNPB
Bangunan yang rusak akibat gempa bumi di wilayah Liang Ambon, Maluku, Jumat (27/9/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menanggapi opini warga Suli dari Kabupaten Maluku Tengah yang menyebut pengeboran panas bumi telah memicu gempa Ambon dan sekitarnya pada 26 September 2019. Sejauh ini, ia mengatakan, belum ada kajian yang memperlihatkan ada efek dari kegiatan pengeboran dalam memicu kejadian gempa bumi.

Kepala Sub Direktorat Peringatan Dini Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari mengatakan kejadian gempa Ambon adalah murni fenomena sesar aktif, bukan faktor lain. Untuk itu, BNPB bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB) dan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memasang 11 seismograf.

Baca Juga

Ia mengatakan untuk melakukan pemantauan dan penelitian di wilayah Ambon dan sekitarnya. Muhari menyampaikan pemantauan dan penelitian tersebut bertujuan memetakan lebih detail karakteristik sesar aktif di Ambon agar mitigasi ke depan lebih terarah dan terukur.

Ia menerangkan gempa merupakan aktivitas dari bidang patahan. "Analoginya jika beberapa meja disusun saling bersinggungan, ketika satu sisi meja didorong maka seluruh meja akan bergerak," dalam keterangan tertulisnya diterima di Jakarta, Selasa (29/10).

Ia menerangkan bidang gempa adalah sisi meja, sedangkan episenter adalah titik awal mendorong meja. Pergerakan dari bidang gempa ini dipengaruhi oleh tekanan atau regangan bidang-bidang yang saling bersinggungan, bukan faktor eksternal yang bersifat lokal seperti aktivitas pengeboran.

Sebelumnya salah satu media daring pada Selasa pagi, memberitakan mengenai pendapat warga Suli yang menyebutkan pengeboran panas bumi memicu gempa Ambon dan sekitarnya beberapa waktu lalu. Warga Suli, Tulehu, dan Liang di Kabupaten Maluku Tengah menduga aktivitas pengeboran energi panas bumi yang dilakukan sejak 2010 di wilayah mereka merupakan salah satu faktor pemicu gempa bumi yang dialami warga Kota Ambon hingga Pulau Seram.

Warga menyebut telah memiliki firasat akan terjadi bencana setelah aktivitas pengeboran berjalan. Mereka bahkan meminta wartawan menelusuri lebih jauh lokasi-lokasi pengeboran, karena khawatir pengeboran yang dilakukan merobek kerak-kerak bumi dan Pulau Ambon.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement