Selasa 29 Oct 2019 06:54 WIB

Detik-Detik Kematian Baghdadi, Sang Pemimpin ISIS

Kematian Abu bakar al-Baghdadi muncul lagi dan menjadi kematian kesekian kalinya.

Abu Bakar al-Baghdadi
Presiden AS Donald Trump mengumumkan kematian pemimpin ISIS Abu Bakr al-Baghdadi di Diplomatic Room Gedung Putih di Washington, Ahad (27/10). Baghdadi tewas dalam penggerebekan militer AS di Suriah.

Jejak Baghdadi

Baghdadi telah menjadi pemimpin ISIS sejak enam tahun lalu. Ia diperkirakan lahir di Kota Samarra di Irak tengah pada 1971. Menurut laporan the Guardian, Baghdadi dikenal sebagai seorang siswa yang lemah dengan penglihatannya yang buruk. Itulah yang membuatnya tidak bisa masuk ke militer Irak.

Seiring berjalannya waktu, Baghdadi bergabung dan memimpin divisi Irak al-Qaida. Dia pun akhirnya memilih memisahkan diri untuk membentuk ISIS. Pada Juli 2014, tidak lama setelah ISIS berdiri, Baghdadi menyampaikan khutbah dari sebuah masjid di Kota Mosul. Tampil tanpa kedok untuk pertama kalinya, dia menyatakan dirinya sebagai khalifah, sebutan pemimpin politik dan agama komunitas Muslim global.

Pernyataannya ditolak mentah-mentah oleh hampir semua otoritas agama Islam. Tetapi, sosoknya justru menjadi magnet bagi ribuan pria dan wanita asing. Ia bersama kelompoknya ingin mendapatkan wilayah agar bisa mengelolanya seperti negara. Mereka pun membangun sistem peradilan, mengumpulkan pajak, dan menyediakan layanan publik.

Baghdadi terlihat di depan umum hanya pada satu kesempatan lain, yaitu melalui video berdurasi 18 menit yang dirilis pada April tahun ini. Sejak 2016, dia menjadi buronan yang ditawarkan dengan hadiah 25 juta dolar AS bagi yang bisa menangkapnya.

Selama pelarian sebagai buron, Baghdadi dilaporkan menderita luka serius dalam serangan udara selama bertahun-tahun. Bahkan, sebelum terjadi serangan yang dilakukan AS, dia sempat dirumorkan telah terbunuh. Namun, hal itu terbantahkan lewat tayangan video dan audio yang menampilkan Baghdadi.

Pada Maret tahun ini, ISIS menyerahkan teritorial terakhirnya di Kota Baghouz setelah kalah dalam peperangan. Kekalahan tersebut mendorong penampilan publik pertama Baghdadi dalam lima tahun. Dalam sebuah video, dia mencoba untuk memperkuat kepemimpinannya dalam menghadapi perbedaan pendapat dalam jajarannya dan untuk menunjukkan kelompok itu masih ada, meski tanpa wilayah.

(ed: satria kartika yudha)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement