KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM -- Kemarau berkepanjangan yang terjadi saat ini dinilai sangat luar biasa. Ketua MUI Karanganyar, Abdul Muid mengajak semua masyarakat untuk menjadikan bencana kekeringan ini menjadi renungan.
Hal itu disampaikan usai memimpin salat istisqa di Tawangmangu, Jumat (25/10/2019) mengatakan, kemarau saat ini menambah panjang dan luas kekeringan di pemukiman warga. Ia berharap Allah SWT memberikan hujan agar kekeringan yang melanda pemukiman penduduk segera berakhir.
“Dampak kekeringan yang berkepanjangan sangat luar biasa. Kekeringan ini menjadi bahan renungan, agar kita memperbaiki diri. Hanya kepada Allah SWT saja kita memohon dan minta perlindungan, kekeringan yang cukup lama tersebut segera Allah turunkan hujan,” kata kepada wartawan.
Kemarau yang berkepanjangan saat ini, telah berdampak meluasnya kekeringan di Kabupaten Karanganyar. Sebelumnya, dampak kekeringan hanya terjadi di Desa Krendowahono, Kecamatan Gondangrejo. Sekitar 184 KK di wilayah ini dilanda kesulitan mendapatkan air bersih.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karanganyar, dampak saat ini meluas di dua kecamatan, yakni Karangpandan dan Jumapolo. Namun saat ini kekeringan telah melanda sejumlah desa di Jenawi yang selama ini dikenal dengan wilayah surplus air.
Sekretris BPBD Karanganyar, Hendro Prayitno menyatakan hingga 30 September 2019, terdapat 6 desa di 3 kecamatan yang sangat membutuhkan air bersih. Keenam desa tersebut, masing-masing, di kecamatan Gondangrejo, Desa Krendowahono, Dusun Ngrawan. Kemudian di Jumapolo, di Desa Bakalan, Jumapolo, Karangbangun, Kedawung serta Kecamatan Karangpandan, yakni didesa Gerdu. Wardoyo
The post Ketua MUI Karanganyar Sebut Musibah Kekeringan Saat Ini Jadi Bahan Renungan. Enam Desa dan Ratusan KK Dilanda Krisis Air Bersih appeared first on Joglosemar News.