REPUBLIKA.CO.ID, SOLOK -- Pemerintah Daerah Provinsi Sumatra Barat (Sumbar) dan Pemerintah Kota Solok bekerja sama dengan Kementerian Lingkungan Hidup melakukan gerakan bersih-bersih Danau Singkarak. Wakil Gubernur Sumbar Nasrul Abit menyebut aksi ini untuk penyelamatan danau dari pencemaran.
Nasrul berharap Danau Singkarak dapat terbebas dari pencemaran sehingga populasi ikan bilih akan terus bisa berkembang biak. "Permasalahan sampah di Danau Singkarak akhir-akhir ini terus meningkat terutama sampah plastik," kata Nasrul, Jumat (25/10).
Untuk itu, menurut Nasrul, perlu upaya penyelamatan danau untuk menjaga ekosistem Danau Singkarak. Ia mengingatkan bahwa Danau Singkarak merupakan salah satu tujuan wisata Sumbar.
Nasrul mengatakan, Danau Singkarak merupakan danau terbesar kedua di Sumatra yang memiliki potensi dan nilai jual yang tinggi. Namun, banyak permasalahan yang terjadi di Danau Singkarak, mulai dari kerusakan daerah tangkapan air, meningkatkan jumlah bagan, bahkan yang lebih parah lagi ialah meningkatnya jumlah sampah.
Selain melakukan gerakan bersih-bersih, Nasrul meminta masyarakat bisa menjaga Danau Singkarak. Saat ini, Danau Singkarak sedang dalam proses penerapan menjadi kawasan strategis pariwisata provinsi dan juga dalam usulan menjadi kawasan Geopark Nasional.
"Saya berharap masyarakat bisa menjaga kebersihan Danau Singkarak. Tegur orang yang buang sampah sembarangan. Mari kita tanamkan kesadaran, malu buang sampah ke Singkarak, malu tidak ambil sampah, malu tidak menegur orang yang buang sampah sembarangan," ucap Nasrul.