REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pihak istana berencana merekrut tokoh-tokoh muda bertalenta untuk menjadi staf khusus presiden. Langkah ini dilakukan sebagai alternatif pernyataan presiden yang mengatakan akan memilih tokoh muda berusia di bawah 30 tahun untuk masuk dalam susunan kabinet baru. Karena dalam realisasinya, menteri termuda dalam Kabinet Indonesia Maju (KIM) adalah Nadiem Makarim dengan usia 35 tahun.
"Strategi(nya) posisi staf khusus presiden yang tidak terbebani dengan birokrasi dan bisa memberikan masukan," kata Pratikno di Istana Merdeka, Kamis (24/10).
Pratikno menyampaikan, Presiden Jokowi tak hanya mempertimbangkan faktor usia dalam memilih menteri, namun juga faktor pengalaman. Presiden ujar Pratikno, tidak ingin sosok muda yang pengalamannya belum kuat 'dipaksakan' jadi menteri. Pengalaman yang dimaksud Pratikno bukan hanya terkait bidang keahliannya, namun juga pengalaman di bidang birokrasi.
"Kalau kita menemukan anak muda yang pengalaman birokrasinya kuat ya jalan. Tapi kalau ngga menemukan jangan sampai nanti malah justru men-downgrade dia. Anak muda potensial diberi tugas berat malah tidak perform, kasian," katanya