Kamis 24 Oct 2019 21:51 WIB

Suyati, Seorang Diri Rawat Ibu dan Anaknya yang Lumpuh

Pengorbanan Suyati warga Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, luar biasa

Rep: jatimnow.com/ Red: jatimnow.com
.
.

jatimnow.com - Pengorbanan yang dilakukan oleh Suyati warga Desa/Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, luar biasa. Di usia senjanya, ia seorang diri harus menghidupi putri keduanya yang menderita sakit polio dan ibu kandungnya yang tengah lumpuh.

Dijumpai di rumahnya yang sederhana yang berada di Dusun Ngisor, Kedung Puteri, Paron, Ngawi, wanita berumur 60 tahun itu menceritakan kondisi putrinya yang bernama Rini Setyo Utami terserang penyakit.

"Berawal 37 tahun silam saat panas tinggi menyerang putri saya. Kata dokter, Rini terkena polio dan sejak kecil tidak bisa jalan," kata Suyati, Kamis (24/10/2019).

Guratan senyum Suyati mulai memudar, perlahan matanya sayu dan mulai berkaca-kaca. Putri kedua Suyati memang tidak seperti perempuan muda lainnya.

Kedua kaki dan tangannya kurus kering tinggal tulang, Penyakit polio yang dideritanya sejak usia setahun membuat perempuan 37 tahun tersebut tidak bisa banyak beraktivitas.

"Hingga kini anak saya cuma berbaring lemah. Tidak bisa beraktivitas apapun," ujarnya.

Setiap harinya, anaknya hanya bisa berbaring lemah di atas kamar tidur dan depan televisi. Sedangkan untuk mandi dan makan, Rini masih sanggup walaupun sulit karena diajarkan belajar mandiri sejak dulu.

Selain menanggung pengobatan dan merawat anaknya seorang diri karena ditinggal suaminya meninggal sejak 2 tahun, Suyati juga harus merawat ibu kandungnya yang bernama Jamini yang kini mulai sakit-sakitan dan tidak lagi bisa berjalan.

Ibu kandung Suyati yang kini berusia 80 tahun tersebut lumpuh setelah terjatuh beberapa bulan lalu. Selain itu, usia senja juga membuat daya ingat nenek tersebut berkurang.

"Jadi saya menghidupi dua orang yang lumpuh. Tidak ada pilihan lainnya lagi," katanya pasrah.

Suyati terpaksa jadi tulang punggung keluarga di usia tidak lagi muda. Dalam beberapa bulan terakhir, ia mengaku jika punggungnya juga mulai sakit-sakitan.

Sempat mengandalkan uang dari buruh tani, kini perempuan tersebut memilih menganggur demi menjaga kesehatan. Sesekali membantu menjahit baju milik tetangga yang robek.

"Sekarang menganggur, kadang mantu saya ngasih (uang red). Tidak banyak karena dia juga buruh tani. Saya punya tiga anak. Yang pertama dan terakhir sudah menikah," tambahnya.

Untuk mencukupi kebutuhan ekonomi keluarganya, kerap dirinya mendapat bantuan dari putri pertama dan saudaranya. Ia mengaku sempat mendapat bantuan sosial dari pemerintah dua tahun silam namun kini tidak lagi.

"Kalau dulu pernah dapat (bantuan red) setahun sekali, tapi sekarang tidak pernah lagi," pungkasnya.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan jatimnow.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab jatimnow.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement