REPUBLIKA.CO.ID, BANJARNEGARA -- Kebakaran di kawasan hutan Gunung Petarangan, Dataran Tinggi Dieng, sudah dipadamkan Rabu (23/10) malam. Hal itu diungkapkan Kepala Pelaksana BPBD Banjarnegara Arief Rahman.
Menurutnya tim gabungan pemadam saat ini tinggal memantau kondisi bara api yang masih tersisa. ''Kita melakukan pencegahan bila bara tersebut tertiup angin yang kemudian bisa memicu kebakaran lagi,'' jelasnya, Kamis (24/10).
Juru Bicara Kesatuan Pemangku Hutan (KPH) Perhutani Banyumas Timur, Sugito, menyatakan luas lahan terbakar di hutan Gunung Petarangan mencapai 46 hektare. Lahan terbakar merupakan hutan pinus dan rimba alam.
''Api saat ini sudah bisa dikuasai sepenuhnya. Mudah-mudahan bara api yang masih tersisa bisa padam sepenuhnya, sehingga tidak menimbulkan api lagi,'' katanya.
Dia juga menyebutkan, kebakaran tersebut telah menghancurkan pipa saluran air yang sumbernya berada di gunung Petarangan. Air dari sumber mata air tersebut, selama ini dialirkan untuk kebutuhan warga Desa Batur dan Desa Sumberejo Kecamatan Batur.
Sumber air yang ada di Gunung Petarangan, selama ini juga banyak dimanfaatkan untuk untuk kegiatan pertanian warga. ''Untuk kegiatan pertanian, aliran air mungkin tidak terganggu karena air dialirkan melakukan saluran terbuka. Namun untuk kebutuhan air bersih rumah tangga, pasokan air ke rumah-rumah kemungkinan berhenti karena saluran air di hulu mengalami kerusakan,'' katanya.
Saat ini, kata Sugito, pihaknya juga sedang merancang untuk melakukan rehabilitasi di lahan yang terbakar. ''Kita akan lakukan secepatnya, dengan melakukan penanaman kembali lahan hutan yang terbakar. Kemungkinan, penanaman kembali bisa dilakukan pada akhir tahun 2019,'' jelasnya.
Dia menyatakan, penanaman kembali ini perlu dilakukan secepatnya agar area tangkapan air di Gunung Petarangan, bisa tetap terjaga. ''Dengan debit air di sumber air yang ada di Gunung Petarangan, tidak susut terlalu banyak,'' katanya.