Selasa 22 Oct 2019 20:42 WIB

Hanafi Rais: Mengambil Sikap di Luar Pemerintah Lebih Bijak

PAN memilih untuk tetap berada di luar pemerintah.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Andi Nur Aminah
 Hanafi Rais
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Hanafi Rais

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Hanafi Rais menghormati langkah Partai Gerindra bergabung ke pemerintah. Menurutnya, bagi PAN, mengambil sikap di luar pemerintah dinilai lebih bijaksana.

"Saya kira sikap berada di luar pemerintahan itu akan lebih bijaksana dan kami juga sama-sama dalam pemerintahan mengawal demokrasi sesuai perannya masing-masing," kata Hanafi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (22/10).

Baca Juga

Pasca dibubarkannya koalisi pengusung Prabowo-Sandiaga tiap partai memiliki otonomi untuk menentukan sikap. Oleh karena itu PAN memilih untuk tetap berada di luar pemerintah. "Istilahnya begini, kalau pemerintahan punya tesis gitu ya, kalau oposisi punya antitesis, sehingga nanti kami berharap apa yang dilakukan oleh pemerintah itu adalah sintesis dari dialektika ini," ujarnya.

Ia menambahkan peran PAN adalah untuk mengawal agar pemerintahan ini berjalan sesuai janji yang sudah diucapkan presiden ketika kampanye. Partai berlambang matahari tersebut siap memposisikan diri untuk mengontrol jalannya pemerintahan. "Itu adalah fungsi check and balances dalam demokrasi," imbuhnya.

Sebelumnya Anggota Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Drajad Wibowo menilai merapatnya Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto ke kubu pemerintah merupakan pilihan politik Prabowo dan Gerindra. Parpol lain termasuk PAN tidak berhak mencampuri pilihan politik tersebut. "Kita hormati saja. Tentu mas Prabowo punya pertimbangan-pertimbangan sendiri kenapa sampai mengambil pilihan politik tersebut," kata Drajad, Senin (21/10).

Ia mengaku belum mengetahui pasti bagaimana reaksi pemilih Prabowo dan Gerindra pascakeputusan Prabowo tersebut. Namun menurutnya hanya waktu yang bisa menjawab apakah pilihan politik tersebut akan memberi manfaat atau justru kerugian bagi Indonesia. "Only time will tell. Itu saja yang bisa saya sampaikan, time will tell," ujarnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement