REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Penataan koridor Jalan Jenderal Sudirman (Jensud) tahap pertama dan kedua telah diselesaikan. Mulai Senin (21/10) Koridor Jensud 100 persen dibuka untuk lalu lintas kendaraan.
Penataan Koridor Jensud tahap pertama dilaksanakan 2018. Penataan tahap kedua dimulai sejak Mei 2019. Penataan dua tahap tersebut menelan anggaran senilai Rp 20 miliar.
Penataan Koridor Jensud dilatarbelakangi Jalan Jenderal Sudirman punya level lebih tinggi dibanding koridor yang lain. Koridor tersebut sebagai pusat pemerintahan karena letaknya di depan Balai Kota Solo, pusat perdagangan karena dekat dengan Pasar Klewer dan Pasar Gede, serta pusat pemerintahan zaman dulu karena sebagai jalur menuju Keraton Solo.
Penataan berupa mengganti jalan aspal dengan batu andesit yang dilapisi beton. Desain penataan mencerminkan kearifan lokal.
Selama penataan, Pemerintah Kota (Pemkot) Solo melakukan rekayasa arus lalu lintas (lalin) di Koridor Jenderal Sudirman. Dengan selesainya penataan tahap kedua, Pemkot mengembalikan arus kendaraan tersebut seperti semula.
"Mulai Senin pagi, manajemen rekayasa lalu lintas untuk mendukung penataan Koridor Jenderal Sudirman sudah berakhir. Tidak ada lagi pengalihan arus seperti sebelumnya," kata Kasi Manajemen Rekayasa Lalu Lintas Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Solo, Mudo Prayitno, kepada wartawan, Senin (21/10).
Mudo menjelaskan, keputusan tersebut didasari hasil koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) serta pelaksana proyek, terkait progres terkini penataan Koridor Jenderal Sudirman. Dari hasil koordinasi, pekerjaan dinyatakan sudah selesai dan umur beton sudah cukup.
Sebelumnya, pengalihan arus lalu lintas direvisi beberapa kali menyesuaikan pelaksanaan proyek. Sebagian jalur dibuka dan sebagian lainnya ditutup. Bahkan, pengendara harus mencari jalan alternatif karena rekayasan lalu lintas tersebut.
"Sekarang semuanya sudah seperti semula. Pengendara dari selatan atau Gladag bisa langsung menuju Jalan Arifin atau Pasar Gede. Kendaraan dari arah utara bisa langsung menuju arah Gladag. Bahkan, sekarang ruas jalannya lebih lebar," ucap Mudo.
Mudo menambahkan, normalisasi arus lalu lintas diharapkan mampu mengurai kemacetan di sejumlah persimpangan akibat pengalihan arus yang diberlakukan sebelumnya. Kemacetan sebelumnya terjadi di persimpangan Ketandan, Loji Wetan dan Sangkrah. Pemkot memasang water barrier di tengah koridor sebagai pemisah lajur.
"Arus kendaraan ini akan kami evaluasi secara berkala, untuk memastikan efektivitasnya," pungkasnya.