Senin 21 Oct 2019 09:34 WIB

Kisah-Kisah Pilu Warga Karanganyar Saat Rusuh Wamena

Puluhan warga Karanganyar kembali dari Wamena, Papua.

Rep: Joglosemar/ Red: Joglosemar

KARANGANYAR, JOGLOSEMARNEWS.COM– Gelombang kepulangan pengungsi warga Karanganyar dari Wamena Papua sejak awal hingga pertengahan November 2019, tercatat terus mengalir. Sejauh ini sebanyak 20 KK atau 39 jiwa warga Bumi Intanpari yang merantau di Bumi Cendrawasih, sudah tiba di kampung halaman.

Mereka tiba dengan membawa kisah duka dan cerita yang miris. Situasi mencekam sejak kerusuhan beberapa waktu lalu memaksa mereka berhenti beraktivitas, menjual harta benda untuk pulang.

Mereka pulang ke kampung halaman secara bertahap menggunakan Pesawat Hercules milik TNI AU dan ada beberapa yang pulang secara mandiri menggunakan pesawat komersial, baik difasilitasi Pemkab Karanganyar  maupun dengan biaya sendiri.

Dinsos Karanganyar mengundang perwakilan pengungsi tersebut untuk menyampaikan keinginannya kepada Bupati Karanganyar, Juliyatmono di Pendopo Rumah Dinas Bupati Karanganyar, kemarin malam.

Kepala Dinsos Karanganyar, Agus Heri Bindarto menyampaikan, melalui pertemuan ini, pihaknya berusaha memfasilitasi kebutuhan para pengungsi terutama yang anaknya ingin sekolah di Karanganyar.

Selain itu juga soal arsip kependudukan dan pelatihan usaha. Pihaknya sudah berkoordinasi dengan Disdikbud, Disdukcapil, BKPSDM, Disdagnakerkop UKM dan DKK Karanganyar untuk mengakomodir kebutuhan para pengungsi.

“Beberapa hari lalu sudah dirapatkan. Dari 20 KK atau 39 jiwa itu ada yang bekerja sebagai PNS, masih sekolah (SD dan SMP), pedagang, ojek, bengkel, sopir dan lainnya. Ini menyerap aspirasi dari mereka, inginnya seperti apa. Saat saya tanya beberapa ada yang tidak ingin kembali dan ada yang ingin kembali,” ungkap Agus Heri Bindarto.

Salah satu pengungsi dari Dusun Kauman, Desa Kragan Kecamatan Gondangrejo, Sarmin mengaku sudah tinggal di Wamena hampir 29 tahun. Awal mula Sarmin memulai usaha jual beli pakaian, namun lambat laun ia beralih profesi menjadi tukang ojek.

Ia memutuskan untuk pulang ke Karanganyar dikarenakan kondisi perekonomian di Wamena belum normal kembali.

“Selasa (14/10/2019) tiba di Jogja. Kalau tidak bisa beraktivitas seperti biasanya sama saja, pengeluaran juga besar. Barang-barang saya lelang, ada motor, perabotan dan televisi. Dapatnya hanya sekitar Rp 5,9 juta, itu untuk ongkos pulang,” terangnya.

Sementara itu Bupati Karanganyar, Juliyatmono mengatakan, saat ini didata dulu apa yang menjadi kebutuhan orang perorang, tadi ada yang menyampaikan kebutuhan pendidikan untuk anaknya, kehilangan pekerjaan dan lainnya.

“Kita dekati lewat persoalan masing-masing. Sementara ini kita santuni, sambil masalahnya kita atasi pelan-pelan,” ungkapnya.

Mengingat masih ada warga Karanganyar yang masih berada di Wamena, Pemkab Karanganyar siap memfasilitasi para pengungsi yang ingin pulang dari Wamena atau kembali ke Wamena.

“Kalau ingin kembali ke sana (Wamena) kita biayai. Selain itu ada beberapa yang di sana, kalau sudah teridentifikasi semua, kita fasilitasi untuk pemulangan,” pungkas Juliyatmono.

 

The post appeared first on Joglosemar News.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan joglosemarnews.com. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab joglosemarnews.com.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement