Jumat 18 Oct 2019 18:14 WIB

Kasus Guru Kibarkan Bendera HTI di Sragen Masih Didalami

Guru dan siswa SMKN 1 Sragen meminta maaf.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Nashih Nashrullah
Massa HTI (ilustrasi)
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Massa HTI (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO – Kasus guru dan pelajar di SMK Negeri 2 Sragen yang terlibat dalam pengibaran bendera Hizbut Tahrir Indonesia (HTI), masih didalami. 

Hal itu disampaikan Gubernur Jateng, Ganjar Prabowo, seusai menghadiri Apel Kebangsaan Pelajar Banyumas di Alun-alun Kota Purwokerto, Jumat (18/10).

Baca Juga

''Sudah dicek, anak-anak (yang ikut pengibaran) mengaku tidak tahu. Demikian juga dengan para gurunya. Tapi itu kan biasa, rata-rata kalau terungkap mereka bilangnya tidak tahu, minta maaf, atau kami khilaf,'' katanya.

Untuk itu, Ganjar mengaku masih akan mendalami kasus tersebut. Namun dia memastikan, apa pun jawabannya masih akan disinkronkan dengan bukti-bukti yang ada. Seperti apa kegiatan yang pernah dilakukan, kegiatannya rutinnya, dan berapa bukti yang ada. ''Kita tidak bisa selalu mengatakan 'kamu radikal' hanya karena satu kali tindakan,'' jelasnya.

Hal yang juga akan diteliti, adalah akun media sosialnya karena jejak digital tidak hilang. ''Ketika mereka mengatakan tidak, tapi dari jejak digital pasti bisa diketahui dan ada di mana-mana,'' katanya.

Sambil menunjuk beberapa guru dan kepala sekolah yang mendampinginya, Ganjar juga mengaku menitipkan anak-anak pada mereka. ''Kita jangan main-main dengan masalah itu,'' katanya.

Dia mengaku, ada kepala sekolah dan guru yang tidak suka dengan dirinya. Mereka menyatakan, gubernurnya njelehi dan menjadi musuh yang akan mencabut jabatannya.

Terhadap anggapan tersebut, Ganjar mengaku tidak begitu. ''Saya hanya ingin para guru dan kepala sekolah bekerja dengan baik, didik anak-anak yang baik, didik agama dengan baik, dan membangun toleransi yang baik,'' katanya.

Namun Ganjar menyebutkan, masalah radikalisme memang sudah menyebar hampir di semua sektor. Di pemerintah kabupaten ada, TNI/polri ada, pelajar ada, dan sektor lainnya juga ada. ''Apakah kita mau tinggal diam? Ini persoalan serius bagi kita yang ingin NKRI tetap tegak dengan dasar Pancasila,'' katanya. n eko widiyatno

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement