Kamis 17 Oct 2019 07:13 WIB

Masyarakat Sumbar Mulai Merasakan Mata perih Akibat Asap

Kabut asap kembali menyelimuti Kabupaten Tanahdatar sejak beberapa hari yang lalu.

Warga beraktivitas di tengah kabut asap yang menyelimuti kota Padang, Sumatera Barat, Selasa (15/10/2019).
Foto: Antara/Iggoy el Fitra
Warga beraktivitas di tengah kabut asap yang menyelimuti kota Padang, Sumatera Barat, Selasa (15/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, BATUSANGKAR -- Masyarakat di Kabupaten Tanah Datar, Sumatera Barat, mulai merasakan mata perih akibat kabut asap. Hingga saat ini, kabut asap kiriman kembali menyelimuti daerah itu sejak beberapa hari belakangan.

"Kita mulai merasakan mata perih terutama anak-anak akibat kabut asap yang kembali menyelimuti Tanah Datar dalam empat hari belakangan ini," kata Alpendi (46) warga Tanjung Baru Tanah Datar di Batusangkar Rabu (16/10).

Baca Juga

Ia menambahkan, kabut asap di daerah itu sudah sempat hilang pada beberapa waktu lalu. Namun kembali menyelimuti kabupaten itu sejak beberapa hari terakhir.

Menurutnya, asap itu semakin hari semakin tebal, dan bisa membahayakan masyarakat, seperti ibu hamil. Bahkan anak sekolah saat ini sudah merasakan sesak napas.

Ilham (26), warga lainnya, juga merasakan hal yang sama. Ia mulai merasakan mata perih akibat kabut asap, terutama saat berkendara.

"Kemaren-kemaren biasa saja, tapi saya perhatikan dalam dalam beberapa hari belakangan asap semakin tebal, dan itu berdampak pada penglihatan bahkan kualitas udara," ujarnya.

Sementara Kepala Dinas Perumahan, Pemukiman dan Lingkungan Hidup (Perkim LH) setempat, Desi Trikorina, mengakui bahwa terjadi peningkatan asap kiriman di Tanah Datar. Kendati demikian ia belum mau menyatakan kualitas udara di Tanah Datar baik atau buruk sebelum dilakukan pengukuran kualitas udara.

"Kita menunggu keputusan dari provinsi terkait lebih lanjutnya. Tetapi untuk saat ini di Tanah Datar kita belum melakukan pengukuran kualitas udara. Namun kita tetap menghimbau untuk mengurangi aktifitas diluar ruangan," jelas dia.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement