REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr H Ishak Umarella, Maluku Tengah, Maluku memberikan klarifikasi terkait kabar menarik biaya pengobatan termasuk pada pengungsi gempa yang berobat di tempat itu.
Direktur RSUD dr Ishak Umarella, Dwi Murti Nuryanti, menjelaskan gempa dahsyat yang mengguncang Maluku beberapa waktu lalu membuat RS yang dibawahinya hancur dan rusak berat.
Pihaknya mendirikan RS darurat di tempat yang aman dan kebetulan RS darurat kini ada di wilayah pengungsian bencana.
"Akhirnya banyak orang salah paham dan mengira kalau mau berobat ya ke tempat kami. Padahal kami sedang mengungsi karena RS kami rusak berat dan kami tidak bisa mendirikan tenda dekat lokasi asal RS kami karena berisiko," ujarnya saat dihubungi Republika.co.id, Senin (14/10).
Kendati demikian, ia menegaskan selama masa tanggap darurat, RS darurat Ishak Umarella melayani semua pasien. Apalagi, pemerintah Provinsi Maluku menetapkan masa darurat diperpanjang hingga 24 Oktober 2019.
"Kami akan tetap ada di sana dan biaya pengobatan juga gratis untuk mereka. Bahkan tidak memiliki kartu JKN-KIS pun juga tetap kami layani tanpa biaya, apalagi selama masa tanggap darurat," ujarnya.
Kemudian, dia melanjutkan, biaya pengobatan ditagih ke Pemerintah Daerah, dalam hal ini Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) yang menggunakan Dana Siap Pakai (DSP). Untuk mengiptimalkan pemberian pelayanan kesehatan, ia menyebutkan, posko kesehatan dari Puskesmas Tullehu juga rencananya akan didirikan di dekat RS darurat Ishak.
Ia menjelaskan, posko kesehatan ini akan mendampingi RS darurat dr Ishak Umarella dalam memberikan pelayanan kesehatan karena memiliki stok obat-obatan lebih lengkap karena puskesmas tersebut yang mendapatkan pasokan obat dan bantuan obat selama bencana. Ini berbeda dengan RS dr Ishak Umarella yang tidak memiliki obat-obatan lebih lengkap untuk mengobati penyakit ringan.
"Jadi posko kesehatan Puskesmas Tulehu ini yang akan mengobati penyakit ringan seperti flu, pilek, dan kalau parah bisa dirujuk ke tempat kami. Kemudian kami tangani meggunakan buffer stock kami," ujarnya sembari menambahkan, posko puskesmas ini rencananya berdiri besok Selasa (15/10).
Sebelumnya rumah sakit (RS) Darurat dr Ishak Umarella di Desa Tulehu, Kabupaten Maluku Tengah dikabarkan meminta pasiennya termasuk pengungsi bencana alam gempa bumi segera membayar setelah berobat di tempat itu. Kebijakan itu diberlakukan setelah pihak RS Darurat dituntut untuk membayar biaya BPJS Kesehatan pascawaktu tanggap darurat resmi dicabut Pemerintah Daerah Maluku, Rabu (9/10).
"Setiap pasien bayar. Berlaku dari tanggal 10 Oktober 2019 setelah tanggap darurat sudah selesai. BPJS Kesehatan sudah menuntut bayar," ujar Kepala Bidang Pelayanan dan Keperawatan RSUD dr Ishak Umarella, Hasnawati Rasyid, kepada wartawan di RS Darurat tersebut, area Kampus Universitas Darussalam Ambon, Desa Tulehu, Sabtu (12/10).