Senin 14 Oct 2019 18:23 WIB

Keanehan Meninggalnya Akbar Alamsyah Versi Kontras

Keterangan polisi soal kematian Akbar dinilai berbeda-beda.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Teguh Firmansyah
Keluarga dan kerabat menghadiri prosesi pemakaman korban demo ricuh Akbar Alamsyah di Taman Pemakaman Umum (TPU) kawasan Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (11/10/2019).
Foto: Antara/Galih Pradipta
Keluarga dan kerabat menghadiri prosesi pemakaman korban demo ricuh Akbar Alamsyah di Taman Pemakaman Umum (TPU) kawasan Cipulir, Kebayoran Lama, Jakarta, Jumat (11/10/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (Kontras) mendapati beberapa keanehan dari meninggalnya Akbar Alamsyah. Keanehan tercermin dari berubah-ubahnya keterangan polisi soal status Akbar. Akbar merupakan salah satu mahasiswa yang ikut demo berujung kerusuhan pada akhir September.

Kepala Biro Pemantauan dan Penelitian Kontras, Rivanlee Anandar menyebut Akbar mulanya dinyatakan hilang tertanggal 25 September. Lalu keluarga Akbar melakukan berbagai upaya guna mencari anaknya. Keluarga sempat memperoleh kabar Akbar ada di Polres Jakarta Barat. Pada 27 September, keluarga berusaha membesuk Akbar ke sana sekaligus membawakan makanan.

Baca Juga

"Kakak Akbar diberitahukan oleh petugas di sana bahwa Akbar tidak bisa ditemui. Untuk makanannya diminta ditinggal di depan sel tahanan saja," ungkap Rivanlee dalam konferensi pers, Senin (14/10).

Selanjutnya, keluarga Akbar pulang ke rumah. Keluarga kaget saat mendapat kabar Akbar ada di RS Pelni. Belakangan diketahui Akbar berada di RS Pelni sejak 26 September. Keluarga tak jua berhasil menemui Akbar disana karena keburu dirujuk lagi ke RS Polri Kramat Jati.

"Di sana keluarga korban mendapat kesulitan menjenguk Akbar karena berada di ruang ICU. Keluarga korban sampai harus dijaga ketat oleh kepolisian untuk bertemu dengan akbar sampai (Akbar) dipindah ke RSPAD Gatot Soebroto," ujarnya.

Rujukan ke RSPAD Gatot Soebroto ternyata menjadi upaya terakhir menyembuhkan Akbar. Akbar menghembuskan nafas terakhirnya di sana belum lama ini.

Atas keterangan tersebut, KontraS memandang terdapat sejumlah keanehan dalam proses perawatan hingga kematian Akbar. Apalagi keterangan polisi soal kondisi Akbar kian berubah-ubah.

"Informasi ini bertentangan dari pihak kepolisian. Pihak keluarga korban kesulitan untuk bertemu (Akbar) padahal Polres Jakbar itu mengiyakan ada Akbar di Polres Jakbar. Sedangkan keterangan dari dokter, Akbar sudah ada di RS Pelni sejak 26 September dini hari," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement