Sabtu 12 Oct 2019 08:15 WIB

Wiranto Masih Lemas, Bisa Diajak Ngobrol

Wiranto sempat menepis dan coba menghindar. Namun, ia tetap terluka di perut.

Kediaman tersangka pelaku penusukan Menkopolhukam Wiranto, SA (31) dan FA (21) di Kampung sawah, Menes, Pandeglang, Banten, Kamis (10/10).
Foto: Republika/Alkhaledi Kurnialam
Kediaman tersangka pelaku penusukan Menkopolhukam Wiranto, SA (31) dan FA (21) di Kampung sawah, Menes, Pandeglang, Banten, Kamis (10/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sejumlah pejabat negara menyambangi Menko Polhukam Wiranto yang tengah dirawat di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, akibat terkena serangan penusukan pada Kamis (10/10). Mereka menyatakan, Wiranto sudah mulai pulih dan kondisinya membaik.

Salah satu yang mengunjungi Wiranto kemarin adalah Menko Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. Meski dirawat di ruang ICU, kata Luhut, kondisi Wiranto sudah membaik dan sudah bisa diajak mengobrol.

Luhut menjelaskan, meski mendapatkan perawatan intensif, dokter yang merawat Wiranto mengatakan yang bersangkutan dalam kondisi baik. "Cerita, ya dia cerita banyak lah. Tapi, yang penting dia sekarang udah sehat, itu dulu," ujar Luhut di kantornya, Jumat (11/10).

Luhut juga menjelaskan, Wiranto tetap semangat untuk sembuh. Ia juga memastikan, meski ada kejadian seperti ini, tingkat keamanan negara tetap terjaga dengan baik. "Ya, kejadian seperti ini di negara lain juga kerap terjadi. Tapi, bukan berarti kita diam saja. Tentu, pengamanan tetap ada," kata Luhut.

Mantan menteri perindustrian Salih Husin juga menyatakan kondisi Wiranto membaik. "Ya, baru saja saya sudah jenguk Pak Wiranto, tentu saya prihatin ya. Saya pernah menjadi stafnya langsung di partai ketika itu. Tadi saya melihat bahwa beliau bisa diajak ngobrol dan masih berbaring lemas," ujar Salih Husin, di RSPAD.

Menurut Saleh, Wiranto menyapanya ketika ia masuk kamar perawatannya. Saat mengobrol, Wiranto tampak lemas di atas kasur karena belum lama menjalani operasi. Sejumlah peralatan medis pun masih ia lihat menempel di tangan Wiranto.

Selain Saleh, anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Agum Gumelar juga menjenguk Wiranto kemarin. Menurut Agum, kondisi Wiranto sudah mulai membaik. Berbicaranya pun sudah dengan intonasi yang jelas. "Saya komunikasi dengan beliau, pelan, bicaranya jelas kok. Minta doa restu, pasti itu begitu ya, dan saya lihat kondisi akan membaik," katanya menjelaskan.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) juga menyampaikan bahwa kondisi Wiranto semakin membaik pascamenjalani proses operasi di RSPAD. Hal itu ia katakan selepas kembali menjenguk Wiranto di RSPAD didampingi oleh Menteri Sekretaris Negara Pratikno.

“Saya baru saja jenguk lagi Menko Polhukam Bapak Wiranto dan alhamdulillah kondisinya sudah stabil, semakin baik," ujar Jokowi di RSPAD. Jokowi menjelaskan, Wiranto sudah mampu berkomunikasi dengan baik. Kepada dirinya, Wiranto pun ingin segera kembali bekerja dan mengikuti rapat terbatas.

Insiden penyerangan terhadap Wiranto terjadi di Alun-Alun Menes, Pandeglang, Banten, Kamis (10/10), pukul 11.55 WIB. Saat itu, dia baru saja menghadiri peresmian gedung kampus dan hendak menyapa tokoh masyarakat, ulama, dan warga yang berada di alun-alun.

Ia diserang tak lama setelah turun dari mobil yang ditumpanginya. Seorang pelaku yang diketahui bernama Syahril Alamsyah (SA) alias Abu Rara menyerang Wiranto dengan pisau.

Wiranto sempat menepis dan mencoba menghindar. Namun, ia tetap terluka pada bagian perut. Selain Syahril, polisi juga mengamankan satu terduga pelaku lainnya yang turut terlibat penyerangan, yakni Fitri Andrianta Binti Sunarto.

Terkait penyerangan itu, Presiden Jokowi juga telah menginstruksikan Kapolri agar memperketat pengamanan para pejabat negara pascainsiden penusukan Menko Polhukam. Ia berharap peristiwa penyerangan terhadap pejabat negara tak kembali terulang.

"Kemarin langsung saya udah perintahkan juga kepada Kapolri untuk pejabat-pejabat agar diberikan penambahan pengamanan meskipun sudah ada, tetapi diberikan tambahan pengamanan agar peristiwa yang terjadi kepada Menko Polhukam Bapak Wiranto tidak terulang lagi," kata Jokowi menjelaskan.

Meski memerintahkan penambahan pengamanan itu, Presiden mengatakan interaksi antara dirinya dan masyarakat tetap dapat dilakukan. "Masihlah, selfie (swafoto) saja nggak apa-apa," ucap Jokowi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement